tag:blogger.com,1999:blog-73618628691396449882024-03-13T20:25:02.849+07:00LDII KABUPATEN TASIKMALAYAIngatkanlah dan Jangan Lupa Untuk Selalu Ingat.DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-56070412333738379302013-07-20T21:15:00.004+07:002013-07-20T21:16:35.005+07:00JANGAN MENUNDA-NUNDA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<img alt="ldii-jangan-menunda-nunda" border="0" src="http://ldii.or.id/images/stories/juni2013/ldii-jangan-menunda-nunda.jpg" style="border: 0px; height: auto !important; max-width: 100%;" title="ldii-jangan-menunda-nunda" /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Setiap manusia punya angan-angan. Punya apa yang dikatagorikan cita-cita, yang dalam bahasa hadist disebut: hammin. Ingin ini, ingin itu. Dan di antaranya ada yang tengah berjuang mewujudkannya. Malah, sebagian ada yang tergantung dengan angan-angannya itu. Misal, saya akan banyak sedekah, nanti kalau saya kaya. Saya akan rajin ibadah kalau udah punya kendaraan. Punya rumah. Punya istri. Saya akan rajin amar ma’ruf setelah pinter. Umumnya, kita setting cita yang baik-baik, agar Allah mendengar dan segera membantu mewujudkannya. Itu prasangka baik kita. Tak jarang, diembel-embeli kepahaman nasrum – minalloh : intanshurulloh yanshurkum. Rupanya penyakit ini ada sejak dulu. Jadi kalau kita melakukannya, itu tidak aneh. Namun jangan keterusan.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Simaklah hadist berikut;</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Dari Abu Dzarr r.a., sesungguhnya beberapa orang dari sahabat-sahabat Rasululloh SAW, mereka berkata kepada Nabi SAW, ‘Ya Rasululloh, orang-orang kaya pergi dengan membawa pahala yang banyak. Mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan sholat dan juga berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.’ Nabi SAW kemudian bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya, setiap bacan tasbih itu adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, memerintahkan yang ma;ruf adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan pada persetubuhan yang dilakukan oleh salah satu kalian(yang telah menikah) adalah sedekah.” Mereka lantas bertanya, ‘Ya Rasululloh, apakah salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya lantas dia memperoleh pahala darinya? Beliau menjawab, “Bagaimana pendapatmu jika dia menempatkannya pada sesuatu yang haram? Bukankah dia akan berdoa? Demikian juga jika dia meletakkan pada sesuatu yang halal maka dia akan mendapatkan pahala.” (Rowahu Muslim)<br /><br />Hadist ini menunjukkan kepada kita, bahwa setiap diri, baik kaya maupun miskin, bisa beramal yang pool menyamai yang lain. Setiap diri dikarunia Allah rohmat, untuk meraih derajat yang tinggi. Setiap insan diberi jalan untuk meraih polnya kebahagiaan. Tidak perlu menunggu. Menjadi kaya untuk bisa beramal lebih. Ataukah iri menjadi miskin, yang nanti masuk surga 500 tahun duluan dari yang kaya? Allah Maha Adil. Kita sungguh harus mengetahui. Kuncinya adalah satu -jangan menunda-nunda dalam beramal. Lakukanlah apa yang kita bisa sesuai kondisi yang ada. Saat ini! Do your best. Masalah hanya satu. Kebanyakan kita malas menggali dan mengenali potensi diri. Apalagi mengembangkannya. Kita sudah terobsesi budaya instant. Padahal pengatur - pengurus sudah menashihati agar setiap diri hendaknya punya amalan andalan. Sudahkan kita dapati?<br /><br />JKH. - Fami</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
oleh: Faizunal Abdillah</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
from : http://www.ldii.or.id/</div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-74953577462970202062013-07-20T21:15:00.001+07:002013-07-20T21:15:06.511+07:00BUDI PEKERTI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<img alt="ldii-budi-pekerti" border="0" height="415" src="http://ldii.or.id/images/stories/juni2013/ldii-budi-pekerti.jpg" style="border: 0px; height: auto !important; max-width: 100%;" title="ldii-budi-pekerti" width="554" /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Akhir-akhir ini tindakan tanpa tata krama bahkan tindakan di luar susila cenderung menjadi hal yang biasa. Tawuran pelajar, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, perkosaan, pencabulan, pencurian, pembunuhan, penculikan, penjarahan, perampokan, perampasan, penodongan, dan tindakan-tindakan sejenisnya setiap hari menghiasi surat kabar dan televisi.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Pelaku tindakan asusila di atas tidak hanya terbatas pada para remaja, tetapi tidak sedikit kasus-kasus kejahatan semacam itu dilakukan orang tua, bahkan sudah banyak anak-anak di bawah umur yang terlibat dalam kasus-kasus seperti di atas. Kondisi yang demikian mencerminkan lunturnya nilai-nilai luhur budaya bangsa kita. Apabila tidak segera diadakan perbaikan, dapat dibayangkan bagaimana kondisi bangsa kita di tahun-tahun mendatang. Salah satu perbaikan adalah melalui pengajaran budi pekerti terutama pada anak-anak kita.<br />Kalau pengertian kamus besar bahasa Indonesia istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkal laku, perangai, akhlak dan watak. Tingkah laku yang diikuti sebagai umat Islam sebaiknya mencontoh Nabi Muhammad SAW karena Alloh SWT telah berfirman:</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<em>"Dan Sesungguhnya Engkau [Nabi Muhammad SAW] Niscaya atas Budi Pekerti Yang Agung"</em> <qs .="" 4="" al="" qolam="">.<br /><br />Oleh sebab itu sudah sepantasnya kita sebagai orang tua untuk mengajari anak-anak kita budi pekerti nya Nabi Muhammad SAW dari sejak dini, mengajari anak-anak untuk berbudi pekerti luhur diperlukan waktu dan contoh, karena menurut para ahli psikolog katanya anak adalah pencontoh yang ulung, yang kami alami juga begitu anak kami dengan mudah menyanyi dengan gaya artis pujaannya. Oleh karena itu kita sebagai orang tua harus memberi contoh budi pekerti yang luhur. Seperti yang dijelaskan Aisyah mengenai budi pekerti Nabi Muhammad SAW<br /><br />"<em>Berkata Aisyah tidak ada siapa Nabi Muhammad orang berbuat jelek dan tidak termasuk golongan orang yang berbuat jelek dan tidak marah-marah dalam pasar dan tidak membalas dengan kejelekan pada kejelekan dan akan tetapi memaafkan dan berbuat baik</em>" <hr .="" termizi="" />
<br /><br />Sedangkan reward bagi mukmin yang dapat berbudi pekerti yang luhur, Alloh akan menyamakan derajatnya dengan orang ahli puasa dan ahli sholat sunnah <br /><br />"<em>Sesungguh nya orang beriman niscaya menjumpai dia karena sebab baiknya budi pekerti derajatnya sama dengan orang ahli puasa dan orang ahli sholat sunnah</em>" (HR. Abu Dawud)</qs></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
oleh: Arief Budiarto</div>
<div class="cmp_buttons_container" style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; height: 40px; line-height: 22px;">
from : http://www.ldii.or.id/</div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-60210855426704226852013-07-20T21:14:00.000+07:002013-07-20T21:14:28.188+07:00 Mati Bukanlah Akhir Cerita Kehidupan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img align="left" border="0" src="http://ldii.or.id/images/stories/agustus2011/mati%20bukanlah%20akhir%20dar%20kehidupan.jpg" style="background-color: white; border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; height: auto !important; line-height: 22px; max-width: 100%;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sebentar untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup. Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Karena mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan. Maka dari itu, kita selalu menjaga sunnah Nabi setiap hari.sunnah-sunnah Nabi SAW itu adalah:</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Pertama, tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Kedua, membaca Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Ketiga, jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Keempat, jaga shalat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada shalat dhuha.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Kelima, jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersodakoh, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersodakoh setiap hari.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Keenam, jaga wudhu terus menerus, karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah”.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Ketujuh, amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.</span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Dzikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berdzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. </span><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><br style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" /><span style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">sumber :</span><a href="http://wargaldii.com/mati-bukanlah-akhir-cerita-kehidupan.html" style="-webkit-transition: color 0.2s linear; background-color: white; color: #363636; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none; transition: color 0.2s linear;">http://wargaldii.com/mati-bukanlah-akhir-cerita-kehidupan.html</a></div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-64248236126870608352013-07-20T21:11:00.003+07:002013-07-20T21:11:56.455+07:00KHUSYU'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<img align="left" alt="khusyu'" border="0" src="http://ldii.or.id/images/stories/khusyu.jpg" style="border: 0px; height: auto !important; max-width: 100%;" />Memasuki dimensi waktu yang disebut tahun, tak terasa sudah berbilang 2012. Bukan saja tubuh ini menua, dunia pun semakin renta. Tak banyak yang berubah. Keinginan – keinginan terus meraja, menitahkan manusia laksana budaknya. Bahkan banyak sanubari tak bermahkota lagi. Hanya berhias rutinitas, berbuih angan kosong dan bergelora ketergesaan semata. Kemrungsung. Tanpa rasa khusyu di dalamnya. Mata masih suka gelojotan, memandang yang bukan haknya. Telinga masih keluyuran, nguping yang tidak semestinya. Mulut masih suka nerocos, ngomongin yang bukan – bukan. Walau cuma omong kosong. Tangan dan kaki masih sok sibuk kesana - kemari ngurusin yang gak karuan. Dan tubuh masih suka berhura – hura, lahan. Maka, di awal tahun ini ingin rasanya berdandan, berbenah diri. Menata kekhusyu’an agar terpatri di dalam hati.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Jauh sebelumnya, 13 tahun setelah wahyu pertama turun, Allah mengingatkan dengan sebuah pertanyaan yang menyergap, sebagaimana tertulis di dalam Surat Al-Hadid ayat 16. Allah berfirman; "Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan hendaklah mereka tidak menjadi seperti orang- orang yang diberikan al-Kitab sebelum mereka, setelah berlalu waktu yang panjang lantas membuat hati mereka keras, dan banyak di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Yang menarik kemudian (bagi kita sekarang) adalah pertanyaan kenapa ayat ini diturunkan padahal saat itu masih turun ayat – ayat Allah sebagai ilmu dan penguat keimanan? Jawabnya (lagi –lagi menurut saya) adalah memang ilmu dapat bertambah seiring ayat - ayat yang turun; satu ayat, dua ayat dan seterusnya, namun satu hal yang lekas hilang dari orang iman ialah rasa khusyu'nya kepada Allah SWT. Oleh karena itu di tengah - tengah perjalanan, Allah mengingatkannya agar tidak kebablasan. Di tengah kemenangan – kemenangan yang dibuka laksana membuka kran. Di tengah semakin kuat dan kokohnya orang iman. Allah menskak orang yang mengaku beriman dengan kekhusyu’an ini. Seiring dengan ayat ini, Qatadah ra meriwayatkan dari Syaddad bin Aus ra dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu'." (HR. Thabrani dalam Musnad as-Syamiyin, 2570 . Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, 4 /323).</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Ath Thabrani dan selainnya meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Yang pertama kali diangkat dari umatku adalah khusyu’, sehingga engkau tidak akan melihat seorang pun yang khusyu’”.<br />Sahabat Hudzaifah ra menambahkan : “Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan yang terakhir kali hilang dari agama kalian adalah shalat. Kadang-kadang seseorang yang shalat tidak ada kebaikannya, dan hampir-hampir engkau masuk masjid tanpa menjumpai di dalamnya seorang pun yang khusyu’”.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Bahkan kemudian sahabat Abu Darda' ra menjelaskan, "Berlindungah kalian kepada Allah dari khusyu'nya orang munafiq!". Maka ada orang yang bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan khusyu'nya orang munafiq?". Beliau menjawab, "Yaitu kamu melihat tubuh seseorang tampak khusyu' namun sebenarnya hatinya tidak khusyu'." (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya no. 190 dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman no 6713).<br />Berkaca dari dalil – dalil di atas, saya semakin terpojok. Jangankan khusyu selayaknya khusyu’nya orang iman, khusyu’ kayak orang munafik saja tidak. Di banyak tempat, di banyak waktu, saya belum melihat kekhusyu’an yang nyata pada diri ini. Ini jujur. Kecuali satu, ya satu kesempatan di banyak waktu, walau memalukan. Yaitu ketika ngantuk dan tertidur saat pengajian. Badan terlihat tenang, suasana tampak nyaman dan khusyu’ hadir melepas kepenatan. Sayangnya, hati pun terbuai dalam rimba kekhusyu’an yang tidak pada tempatnya. Ilmu padi, orang bilang. Sedangkan kalam diangkat karenanya. Lantas dimana kita mencari kekhusyu’an yang hilang itu?</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Betapa bahagianya. Petunjuk itu ada di dalam Surat Al-Mu’minun. Allah SWT berfirman; “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu, orang-orang yang khusyu’ dalam sholat mereka” (Al Mu’minun : 1-2).<br />Ayat ini berkorelasi erat dengan ayat 2 Surah an-Anfal “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah maka gementarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah."</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Namun saya lebih memilih ayat yang atas, ketimbang yang bawah. Menurut hemat saya, ayat 2 surat Al-Mu’minun lebih mencukupi, gampang dipraktikkan dan multi fungsi dibanding surat al-Anfal ayat 2. Tak lain karena sholat. Setiap muslim pasti sholat. Minimal 17 kali membaca kalam Allah dalam sholat wajibnya. Belum sholat sunnahnya. Nama dan ayat – ayat Allah selalu dibaca dan disebut setiap rekaatnya. Ada jalan, peluang dan sarana yang tersedia. Jadi mari kita mulai mengembalikan lagi kekhusyu’an dari sholat ini. Uukhkh,,,!!! Tapi sayang, walau sudah ketemu cloenya, bukan berarti tanpa kendala. Walau begitu harus dicoba. Kenapa tidak?</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis (pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya”.<br />Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin ‘Athiah ra berkata: “Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit dan bumi”.<br />Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, khusyu’ dalam sholat adalah merasa tenang dalam sholat dan merasa takut (kepada Allah) dalam sholatnya tersebut. (Tafsir Ibnu Katsir, Darut Thayibah, Asy Syamilah).</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Syaikh As Sa’diy rahimahullahu menerangkan makna ‘khusyu’ di dalam sholat’, yaitu seseorang menghadirkan hati di hadapan Allah, merasakan dekatnya (ilmu dan pengawasan) Allah, yang dengan semua itu hati bisa merasa tenang, jiwa merasa damai. Hal ini akan terpancar dalam gerakan tubuh yang tenang, tidak lalai dalam sholat, menghayati setiap bacaan yang dibaca dalam sholatnya, dari awal takbir hingga akhir sholat. Semua ini dalam rangka tunduk dan taat kepada Allah. (Lihat Taisir Karimirrahman, Maktabah Ar Rusyd, hal. 547)</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Shalat menjadi penyejuk hati, kenikmatan jiwa dan surga hati bagi seorang muslim di dunia ini. Seolah-olah ia senantiasa berada di dalam penjara dan kesempitan, sampai akhirnya masuk ke dalam shalat, sehingga baru bisa beristirahat dari beban dunia dengan shalat. Dia meninggalkan dunia dan kesenangannya di depan pintu masjid, dia meninggalkan di sana harta dunia dan kesibukannya untuk membuka lembaran yang dia sebutkan di dalam hatinya. Masuk masjid dengan hati yang penuh rasa takut karena mengagungkan Allah, mengharapkan pahalaNya.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, apabila sedang dalam keadaan shalat, seolah-olah ia seperti tongkat yang ditancapkan. Apabila mengeraskan bacaannya, isakan tangis menyesaki batang lehernya. Sedangkan ‘Umar al Faruq Radhiyallahu ‘anhu, apabila membaca, orang yang di belakangnya tidak bisa mendengar bacaannya karena tangisannya. Demikian juga ‘Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, apabila dalam keadaan shalat, seolah-olah ia seperti tongkat kayu. Sedangkan ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, apabila datang waktu shalat, bergetarlah ia dan berubah wajahnya. Tatkala ditanya, dia menjawab: “Sungguh sekarang ini adalah waktu amanah yang Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung, mereka enggan untuk memikulnya dan takut dengan amanah ini, akan tetapi aku memikulnya”.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Kita belum sampai di sana. Kita berusaha ke arah sana. Di waktu yang baru, putaran kehidupan yang baru, ini starting point kita. Semua bisa dipelajari, ditekuni dan dihayati sesuai kemampuan kita. Kalau tak bisa, bertanya kepada ahlinya. Tak tahu, berguru. Tak kuat, harus bersatu. Tak ada kata menyerah. Tak ada putus asa. Yang ada berakit – rakit ke hulu. Sedikit demi sedikit, lama – lama menjadi bukit. Kekhusyu’an memang barang langka, di tengah jaman yang berkelindan. Harus dipilin satu per satu. Helai per helai. Dengan kesadaran penuh. Dengan kesabaran yang tangguh. Hingga berhasil meraihnya. Di sisi lain, di samping kanan saya, tatkala sholat berjamaah didirikan, selalu saja anak lelaki saya berpesan; “Yang cepat pak sholatnya!” Ketika bacaan agak panjang, selalu dia menyundul – nyundul ketiak saya mengisyaratkan jangan panjang – panjang. Jika ruku’ dan sujudnya agak lamaan dikit, dia protes dan berbisik; “Cepetan!” Tak peduli aturan dan syariatnya. Kadang malah mendahului sujud, sebagai bentuk protesnya. Nah, kita yang dewasa butuh lebih dari itu semua. Atau masih seperti itu?</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<br />Perkara khusyu’ merupakan perkara yang berat, membutuhkan usaha dan jerih - payah nyata. Setidaknya, seiring usaha meraih kembali hal itu jangan lupa untuk selalu berdoa dan memperbanyak doa berikut: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah merasa puas (kenyang), dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan dari doa yang tidak terkabul, dan aku berlindung kepadaMu dari demikian itu empat hal.” (Hadits riwayat Ahmad, Tirmidzi, dan An Nasa’i).<br />Mari terus mencoba, Kawan!<br />Oleh : Faizunal Abdillah</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
from : http://www.ldii.or.id/</div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-19967445338976029542013-07-20T21:10:00.003+07:002013-07-20T21:10:59.878+07:00Amalan Yang Memudahkan Datangnya Rejeki<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em; text-align: center;">
<img alt="amalan mendatangkan rejeki" border="0" height="296" src="http://ldii.or.id/images/stories/maret2013/amalan-mendatangkan-rejeki.jpg" style="border: 0px; height: auto !important; max-width: 100%;" title="amalan-mendatangkan-rejeki" width="395" /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Akhir – akhir ini saya menjumpai di beberapa majelis ta’lim, pigura berukuran besar dengan judul di atas. Ada perasaan curious melihatnya. Bukan karena bentuknya yang bagus, rapi, terstruktur dan eye catching, tetapi kepada jumlahnya. Kenapa hanya 9 yang ditulis, kalau nyatanya lebih dari itu. Mungkin orang sering terhipnotis dengan 9, sebagai angka keberuntungan, hokie atau sebagai angka terbesar dalam pengetahuan manusia. Tapi bagaimanapun, sebagai bentuk kreatifitas dan dalam rangka saling bernasehat, hal ini perlu diacungi dua jempol: like this. Berikut saya tambahkan yang mungkin bisa menjadi referensi yang lebih bermanfaat dan berdaya guna.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
1. Memperbanyak istighfar.<br /><br />Berdasarkan sabda dari Rosulullah SAW dalam hadist riwayat Ahmad yang artinya "Barang siapa yang memperbanyak membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan segala kesusahan, menjadi kemudahan dan dari segala kesempitan Allah menjadikan jalan keluar dan Allah akan memberi rezeki untuknya dari yang dia sangka maupun yang tidak dia sangka".<br /><br />Rosulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya rajul dicegah rezekinya, sebab dosa yang dikerjakannya.” (HR. Muslim) Sabda Rasulullahi SAW dalam Hadist Sunan Ibnu Majah yang artinya : "Sesungguhnya seorang laki-laki akan dihalang-halangi rezekinya sebab kesalahan (dosa) yang telah ia kerjakan".<br /><br />2. Memperbanyak Infaq Fiisabilillah.<br /><br />Allah berfirman dalam Alqur'an Surat Al-Baqoroh ayat 261 yang artinya "Perumpamaan orang-orang yang menginfaqkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui".<br /><br />Dan juga Allah berfirman dalam Hadist Qudsi yang artinya "Allah yang Maha Mulya dan Maha Agung berfirman : infaqlah kalian maka Aku akan memberi nafkah untuk kalian". (HR.Bukhori).<br /><br />3. Memperbanyak Shilaturrahim (Menyambung Famili).<br /><br />Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisaa ayat 1, yang artinya "Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrohim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu".<br />Sabda Rasululloh SAW dalam Hadist Bukhori yang artinya "Barang siapa yang ingin diluaskan dalam rezekinya dan ingin di panjangkan dalam umurnya maka supaya menyambung famili".<br /><br />4. Senang menghormati tamu.<br /><br />Berdasarkan sabda Rasulullah SAW dalam Hadist Riwayat Abu Syaikh yang artinya "Tamu datang dengan membawa rezekinya dan dia pergi dengan menghilangkan dosa kaum, dan Allah menghapus dari dosanya dan juga dosa-dosa kaum". Berdasarkan hadist ini, siapapun yang menjadi tamu harus dihormati jangan disia-siakan, sebab jika menyia-nyiakan tamu maka akan mendapat ancaman.<br /><br />Juga sabda Rasulullah SAW; “Tamu datang pada kalian dengan membawa rezeki.” (HR. Muslim)<br /><br />5. Berusaha menjadi orang yang jujur dan amanat.<br />Rosulullah SAW dalam hadist riwayat ad-Dailami, bersabda "Amanah bisa menarik rezeki (mendatangkan) pada rezeki sedangkan khianat dapat menarik (mendatangkan) kemlaratan".<br /><br />6. Meningkatkan taqwa kepada Allah.<br /><br />Firman Allah dalam Al Qur'an Surat At Tholaq ayat 2-4, yang artinya: "Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberi baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangka.... Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memudahkan di dalam semua perkara orang tersebut".<br /><br />7. Memperbanyak tawakal kepada Allah.<br /><br />Sesuai dengan firman Allah dalam Surat At Thoolaq ayat 3 , yang artinya : "...Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya....".Dan sesuai dengan sabda Rasulullahi SAW dalam Hadist Sunan Ibnu Majah, yang artinya : "Nabi Bersabda : seandainya kalian tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rezeki pada kalian sebagaimana Allah memberi rezeki pada burung , ketika pagi burung dalam keadaan lapar namun ketika sore burung dalam keadaan kenyang".<br /><br />8. Selalu berprasangka baik kepada Allah (Husnudhon Billaah).<br /><br />Berprasangka baik merupakan perintah dari Allah dan Rosul, ternyata mendatangkan rezeki dari Allah. Berprasangka yang baik merupakan inti dan sebaik-baiknya ibadah kepada Allah, sesuai sabda Rosulullahi SAW dalam Hadist Riwayat At Tirmidzi; “Sesungguhnya baiknya persangkaan kepada Allah termasuk sebaik-baiknya ibadah kepada Allah".<br /><br />9. Menertibkan Sholat Tahajud dan Berdoa 1/3 malam yang akhir.<br /><br />Seperti yang dijelaskan dalam Hadist Bukhori, yang artinya : "Rosulullah SAW bersabda : Allah yang Maha Barokah dan Maha Luhur setiap malam turun ke langit dunia, ketika tepat pada waktu 1/3 malam yang akhir sambil berfirman : Barang siapa yang berdoa padaKu akan Aku kabulkan, barang siapa yang minta padaKu akan Aku beri dan barang siapa yang minta ampun padaKu akan Aku ampuni".<br /><br />10. Menertibkan membaca Surat Al-Waqiah.<br /><br />Sabda Rasulllah SAW yang bermaksud: "Barangsiapa yang membaca surah al-Waqiah setiap malam, maka tidak akan tertimpa kesulitan selamanya " (Riwayat Ibn Mas‘ud: al-Azkar, al-Jami al-Soghir)<br /><br />“Ajarkanlah surah Al-Waqi’ah kepada isteri-isterimu. Karena sesungguhnya ia adalah surah Kekayaan.” (Hadis riwayat Ibnu Ady)<br /><br />11. Merutinkan sholat dhuha (terutama 4 rekaatnya)<br /><br />Rosululloh bersabda di dalam Hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim & Thabrani)<br /><br />Hitungan ini bisa bertambah, atau malah berkurang. Yang terpenting adalah bagaimana hal ini bisa menginspirasi kita menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Jangan terpaku hanya urusan rezeki saja, maksudnya kekayaan thok. Sebab rezeki itu bermakna luas, bukan sekedar harta dan benda semata.</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Oleh : Faizunal</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
from : http://www.ldii.or.id/</div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-17240431722754154222013-07-20T21:09:00.001+07:002013-07-20T21:12:16.578+07:00NGAMEN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<img align="left" alt="ngamen" border="0" height="153" src="http://ldii.or.id/images/stories/februari2012/ngamen.jpg" style="border: 0px; height: auto !important; max-width: 100%;" width="244" /></div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Hari Sabtu dan Minggu adalah harinya tukang ngamen…itulah hari rutin saya di rumah nyiapin duit kecil untuk para pengamen yang datang ke rumah..Tapi dari sekian banyak pengamen yang suka datang,saya perhatikan ada yang serius nyanyi,ada yang tidak serius pastilah….</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Yang tidak serius,nyanyi asal asalan,suaranya bikin sakit kuping, pakaiannya juga berantakan, dan gayanya sedikit maksa…bahkan ada yang bergaya Punk..hadeuh…Yang seperti gini biasanya, baru datang, gonjreng2…langsung saya suruh anak laki saya keluar ngasih uang logam,biar cepet pergi, dan biasanya kasih "cepek" juga pergi dengan ngedumel…gak pake terima kasih lagi..</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Tapi ada yang datang dengan rapih,dengan salam, sopan sekali, dan ternyata suaranya gak kalah sama Ariel Peterpan,ato afghan..(hehe..agak lebay ya…)..Tapi biasanya kalau dia datang, saya tunda ngasih duitnya, saya siapin agak besar, bukan logam deh.., sampai lagunya selesai.. Selain suara dan lagunya enak, saya dalam hati ingin anak muda itu suatu saat bisa sukses dengan berlatih dan bisa menghargai uang yang diberikan atas jerih payahnya, bukan karena sebel atau belas kasihan. Dan biasanya dia langsung bersyukur dan pergi dengan sopan…. Saya juga seneng..</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Tapi lama lama.. anak laki saya nanya,”pah kenapa sich yang baik, juga nyanyinya bagus malah ditunggu lagunya selesai,kan kasian jadi nunggu dianya..”Tapi kan papa ngasih agak besar.., biarin dia nunggu juga, dia dapat dari hasil kerjanya.””Iya sich…tapi kasian aja.”…Nah..kesempatan ngasih nasehat untuk anak lakiku ini aku pikir…”Nak kamu tau gak, tidak semua keinginan yang langsung diberikan Allah itu berarti Allah cinta pada hamba yang meminta itu, begitu juga keinginan hambanya yang ditunda-tunda atau diganti Allah itu karena Allah benci sama kita…”Gambarannya seperti tukang ngamen yang sering datang tuh….Kalo yang nyeremin dan bikin sebel kan langsung kita kasih, kita ngasih kan bukan karena seneng, tapi biar cepet pergi…Tapi kalau yang datang baik,sopan dan lagu serta suaranya enak didengar, kita tunda sampai lagu selesai, tapi kita kasih agak besar..”….”Jadi Maksudnya…??”</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Saya tertawa.“Bisa saja ALLAH juga berlaku begitu pada kita, para hambaNya. JIka ada manusia yang fasik, keji, mungkar, banyak dosa, dan dibenciNya berdoa memohon padaNya, mungkin akan Dia firmankan pada malaikat : Cepat berikan apa yang dia minta. Aku risi mendengar pintanya!”“Tapi,Kalau yang menadahkan tangan adalah hamba yang dicintaiNya, yang giat beribadah, yang rajin bersedekah, yang menyempurnakan wajib dan menegakkan yang sunnah; maka mungkin saja ALLAH akan berfirman pada malaikatNya :Tunggu! Tunda dulu apa yang menjadi hajatnya. Sungguh Aku bahagia bila diminta. Dan biarlah hambaKu ini terus meminta, terus berdoa, terus menghiba. Aku menyukai doa-doanya. Aku menyukai kata-kata dan tangis isaknya. Aku menyukai khusyuk dan tunduknya. Aku menyukai puja dan puji yang diucapkannya. Aku tak ingin dia menjauh dariKu setelah mendapat apa yang dia pinta. Aku mencintainya.Jadi jangan kaget,kalau kita rajin ibadah,sepertinya doa kita gak di Kabul Kabul,ditunda atau diganti,yang pasti Allah akan menjawab doa kita…. "</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Saat Allah menjawab doamu<br />
Dia meminta imanmu<br />
Saat Allah belum mejawab doamu<br />
Dia meminta kesabaranmu<br />
Saat Allah menjawab tapi bukan doamu<br />
Dia memilihkan yang terbaik untukmu..</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Oleh : Irawan Budi<br />
from : http://www.ldii.or.id/</div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-27298991250698167282013-07-20T21:08:00.002+07:002013-07-20T21:12:33.676+07:00DOMPET (KEMATIAN)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<img align="left" alt="dompet kematian" border="0" height="185" src="http://ldii.or.id/images/stories/april2012/kematian.jpg" style="border: 0px; height: auto !important; max-width: 100%;" width="247" />Dua orang yang saya kenal dekat, sudah dipanggil oleh Yang Kuasa beberapa minggu lalu. Kematian memang misteri. Kapan, dimana dan bagaimana datangnya tidak bisa diprediksi. Teman yang satu, masih segar – bugar, walau usia sudah kepala 7. Batuk – batuk, terus duduk di meja makan, tekluk bablas ke alam baqa. Gak sakit. Gak menderita. Satunya lagi, malamnya masih mengikuti pengajian sampai tuntas. Bangun subuh seperti biasa. Habis dhuhur merasa gak enak badan, terus masuk kamar untuk tidur siang. Ketika dibangunkan untuk ashar sudah tiada. Kematian yang gampang, mudah – mudahan semua husnul khatimah.<br />
<br />
Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Luqman 34)<br />
<br />
Memahami kematian memang susah – susah mudah. Namun cerita getok – tular berikut, dijamin bisa menjadi pembelajaran dan persiapan kita. Al-Kisah di zaman Nabi Sulaiman, ketika sedang memimpin rapat dengan para punggawa kerajaannya, datanglah Malaikat yang menyerupai manusia ke tempat Nabi Sulaiman dan para sahabatnya berkumpul tersebut. Lalu Malaikat melihat ke salah satu sahabat Nabi Sulaiman sambil memperhatikannya. Setelah itu ia pergi.<br />
<br />
Sahabat Nabi Sulaiman yang diperhatikan oleh Malaikat tersebut bertanya,"Wahai Nabi Allah, siapakah gerangan orang asing tersebut, mengapa memperhatikan saya terus dan langsung pergi? "<br />
"Oh, itu Malaikat Izrail, sahabatku," jawab Nabi Sulaiman.<br />
Wajah sahabat Nabi Sulaiman itu langsung berubah ketakutan dan berkata; "Nabi Allah, tolong bawa saya ke puncak Himalaya dengan angin." Lalu Nabi Sulaiman memerintahkan angin untuk membawa sahabatnya tersebut ke Gunung Himalaya.<br />
<br />
Tidak lama kemudian Malaikat Izrail datang menemui Nabi Sulaiman, dan Sang Nabi bertanya: "Wahai Malaikat Izrail, mengapa Engkau tadi memperhatikan terus Sahabatku?"<br />
"Pertama saya heran, saya diperintahkan Allah SWT untuk mencabut nyawa Sahabatmu di Gunung Himalaya yang jauh, sedangkan sahabatmu itu kok masih berada di sini. Tapi ternyata Engkau mengantarkan Sahabatmu ke Gunung Himalaya. Jadi, saya sekarang mengerti perintah Allah SWT."<br />
<br />
Allah berfirman: “Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." ( QS Al-Jumu'ah: 8 ).<br />
<br />
Lain lagi cerita dari Sragen. Dalam suatu pengajian seorang Kiai berkata; ''Saya mau bercerita tentang siksa kubur. Tapi, saya minta semua diam dan tenang,'' katanya. Senyap. Sekitar 1.000 jemaah kontan tak bercuap. Di saat hening itulah, tiba-tiba terdengar suara tangis seorang wanita. ''Sampeyan dengar? Itulah tangisan siksa kubur,'' kata Kiai. Tangisan perempuan di malam Jumat Legi itu membuat orang terlarut dalam pikiran masing-masing. Siapa yang menangis dan mengapa dia menangis?<br />
<br />
''Mari kita cari suara tangisan itu. Kita doakan bersama-sama agar siksa kuburnya diringankan Allah,'' ujar Kiai. Lima orang santri pondok diminta menjadi ''penunjuk jalan'' menelusuri arah tangisan tersebut. Para jamaah mengikuti dari belakang. Suara itu makin lamat-lamat, walau sumbernya jelas: dari sebuah kuburan baru di pinggir desa. Tanah kubur itu belum ditumbuhi rumput. Lalu ramai-ramai mereka jongkok, berdoa, dan terlarut dalam emosi masing-masing. Gemuruh doa itu terdengar hingga meluruhkan tangisan dari dalam kubur. Di atas kubur, justru para peziarah yang menangis. Mungkin trenyuh, mungkin menyesali perbuatan yang lalu.<br />
<br />
Di sisi lain, terkait siksa kubur ini Allah mengingatkan: “Diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada azab yang berat.” (QS Ibrahim:17)<br />
<br />
Dari Cirebon lain lagi. Getok – tular dari Pantura ini sedikit membuat bulu kuduk berdiri. Seorang kerabat jauh sedang takziyah karena kakak kandungnya meninggal. Sebagai salah satu bentuk penghormatan terakhir, maka si teman tersebut ikut prosesi pemakaman sampai selesai. Bahkan dia turun ke liang lahat. Dan kegiatan pun kelar.<br />
<br />
Sampai ketika mau balik ke tempat asal, teman tersebut merasa kehilangan sesuatu. Dompet beserta isinya lenyap. Setelah mencari ke sana – kemari tidak ketemu. Bertanya setiap orang, tidak ada yang tahu. Satu – satunya tempat yang belum terjamah, sebagai alibi, tak lain adalah tempat pemakaman saudaranya. Dengan berbagai pertimbangan dan diskusi panjang, akhirnya diputuskan untuk membongkar kuburan. Cangkul dan sekop pun disiapkan.<br />
<br />
Dengan sedikit kerja keras dompet beserta isinya kembali didapat. Dan posisi ditemukannya sampai ke dasar lubang kubur. Bahkan sampai membuka papan penutup mayatnya. Karena itulah beberapa mata terbelalak. Ketika menyaksikan jasad si mayat dalam keadaan duduk bersimpuh dengan bersimbah darah di sana - sini. Maka, segera dikembalikan ke posisi semula dan ditutup sebagaimana adanya.<br />
<br />
Sering kita mendengar kalimat hikmah, ''Ziarahilah kubur, karena itu akan mengingatkanmu akhirat. Mandikanlah orang yang mati, karena mengurus jasad yang tidak bernyawa merupakan pelajaran yang sangat berharga.''<br />
<br />
Mati adalah sebuah keniscayaan. Tak bisa dihindari. Celoteh di atas hanyalah cerita. Yang terpenting, sudah siapkah kita menyambutnya, tatkala dia datang tanpa undangan?</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
Oleh : Faizunal Abdillah</div>
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
from : http://www.ldii.or.id/</div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-37711078466978758652013-07-20T21:06:00.000+07:002013-07-20T21:12:51.138+07:00KENYANG<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<img alt="kenyang" border="0" height="212" src="http://ldii.or.id/images/stories/juni2013/kenyang.jpg" style="border: 0px; display: block; height: auto !important; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%;" width="300" /></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Akhh, rasanya baru kemarin. Ternyata, sudah 19 tahun yang lalu. Bobot tubuh saya bertambah, 10 kg. Dari 63 kg saat menikah, kini menjadi 73 kg. Pertambahan yang signifikan. Sebab menurut BMI (Body Mass Index) sudah masuk kategori obes alias kegemukan. Walau istri saya bilang masih kurus, masih pantes untuk nambah berat badan lagi maksudnya, terus terang saya terobsesi untuk kembali mempunyai bobot ideal di angka 70 kg atau kurang.</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Sebenarnya secara keseluruhan kesehatan masih oke punya, tak ada keluhan berarti. Hanya kolesterol yang perlu dikontrol dengan baik dibarengi olah raga yang cukup. Pola dan menu makan yang perlu dirubah sebagai antisipasi kandungan darah dan kontrol berat badan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah kenapa sampai usia kepala empat masih dijajah nafsu makan yang berlebih. Buktinya, BB (berat badan) yang terus meningkat dan nafsu makan yang tiada matinya melihat gelimpah makanan, apalagi kalau itu gratis.</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Dalam perjalanan waktu dan dalam kerangka instrospeksi diri, seolah dipermalukan oleh perut yang terus membuncit, badan yang melar dan nafsu yang terumbar, terbersit kesadaran yang mendalam. Semakin hari semakin menguat dalam tekad yang bulat menuju gerakan menyayangi diri. Menyuguhkan yang dibutuhkan dan memberikan seperlunya untuk memenuhi hak-hak diri. Tak berlebih. Tak kurang. Secukupnya. Sebab dibalik itu semua telah menunggu saatnya beribadah dengan paripurna. Apalagi kalau mengingat sabda Rasulullah SAW. Dari Miqdam bin Ma’dikarib ra. menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda; “Tiada memenuhi anak Adam suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (Riwayat At-Tirmidzi dan Al-Hakim)</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Jelas walau bukan larangan, sepenuhnya saya tidak bisa mengikuti ajaran mulia di atas. Kadang sudah bersendawa, tanda 1/3 udara di perut sudah setara, masih saja terus nambah dan nambah. Susah menghentikannya. Dan kadang tidak lagi tegak tulang punggung ini sehabis makan. Yang ada justru kepenuhan dan susah bergerak karena kekenyangan. Dan suka sembelit, sebagai tanda kurang minum, kebanyakan makanan. Walau jenis makanan yang dimakan halal adanya, tapi berhati-hatilah ketika batas proporsional tidak lagi diindahkan. Allah berfirman, ''Makan dan minumlah, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak senang terhadap orang yang berlebih-lebihan.'' (QS Ala'raaf [7]: 31).</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Dikisahkan Nabi Yahya AS berjumpa iblis yang sedang membawa alat pancing. Bertanya Yahya AS, ''Untuk apa alat pancing itu?'' ''Inilah syahwat untuk mengail anak Adam.'' ''Adakah padaku yang dapat kau kail?'' Iblis menjawab, ''Tidak ada, hanya pernah terjadi pada suatu malam engkau makan agak kenyang hingga kami dapat menggaet engkau sehingga berat untuk mengerjakan shalat.'' Yahya AS terkejut. ''Kalau begitu aku tak akan mau kekenyangan lagi seumur hidupku.''</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Kekenyangan membuat tubuh menjadi malas bergerak. Mengerjakan ibadah jadi berat, sehingga mudah bagi iblis membisikkan tipu dayanya. Tidak kekenyangan saja malas beribadah, apalagi kekenyangan. Tidak kekenyangan saja malas bangun malam, apalagi kekenyangan. Pasti bablas. Sebab tanpa kita sadari kekenyangan membuat otak pun menjadi tidur, ditandai serangan kantuk yang menghebat, tubuh jadi gemuk karena berlebihan asupan, dan lemak menumpuk-numpuk karena kurang gerak pembakaran. Itulah kombinasi yang sempurna.</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Imam Ghazali dalam Al-Ihya, mengutip ucapan Abu Bakar Shiddiq RA dalam hal ini, ''Sejak aku memeluk Islam, belum pernah aku mengenyangkan perutku karena ingin dapat merasakan manisnya beribadah, dan belum pernah aku kenyang minum karena sangat rindunya aku pada Ilahi.''</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Makan sampai kenyang memang diperbolehkan. Hukum asalnya boleh, namun jika keseringan dan akibatnya memudharatkan, maka akan jatuh kepada israf atau berlebih-lebihan. Hadis riwayat Ibnu Umar ra. dari Nabi SAW., beliau bersabda: “Orang kafir itu makan dalam tujuh usus sedangkan orang mukmin makan dalam satu usus.” (Shahih Muslim No.3839)</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Dari Abu Hurairah ra, katanya: Ada seorang laki-laki yang biasanya banyak makan. Setelah masuk Islam, makannya sedikit. Hal itu diceritakan orang kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda: “Orang yang beriman makan untuk satu perut. Orang kafir makan untuk tujuh perut." (Shahih Bukhari)</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">Jelaslah bagi kita sekarang, mengapa atsar-atsar membenci tindakan berlebih-lebihan, dalam hal ini banyak makan bin kekenyangan. Di samping dari sisi kesehatan akibat banyak makan tentu bisa menimbulkan berbagai penyakit, banyak makan memberatkan pula seseorang untuk beribadah. Apalagi di jaman sekarang ini, makan sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan tujuan kesenangan serta gengsi. Walau banyak di sisi bumi lain orang yang kesulitan makan, di belahan lain kita mendapati sekumpulan orang yang susah menjumpai rasa lapar. Bahkan banyak di antara kita yang tidak mengenal lagi bagaimana indahnya rasa lapar itu. (FA)</span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; margin-bottom: 1.5em; margin-top: 0.5em;">
<span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium;"><span style="line-height: 22px;">from : </span><span style="line-height: 22px;">http://www.ldii.or.id/</span></span></div>
</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-46025049725660659852013-06-05T10:32:00.001+07:002013-06-05T10:36:14.584+07:00Sudahkah Bersyukur Hari Ini??<div style="text-align: center;">
<strong><img alt="sudahkah kita bersyukur hari ini??" border="0" height="283" src="http://www.ldii.or.id/images/stories/januari2013/sudahkah-bersyukur-hari-ini.jpg" title="sudahkah-bersyukur" width="379" /></strong></div>
<strong>Alhamdulillah,</strong> beberapa jam yang lalu, pesawat yang
saya tumpangi mendarat dengan mulus di landasan pacu Bandara Sultan
Thaha (Suha). Tak ada guncangan. Padahal, ketika menjejakkan kaki ke
tangga, turun dari pesawat di sambut rintik – rintik hujan. Payung pun
tak urung dikenakan.
<br /> <br />Alhamdulillah, di dalam pesawat itu, di lajur sebelah, tepatnya
seberang bangku saya, seorang penumpang terus-menerus menghitung tasbih
melingkari jarinya. Khusyu’ berdzikir. Adem mata ini memandangnya.
Walau banyak pemandangan lain, rasanya magnet itu begitu sayang untuk
dilewatkan. Menambah ingat Allah akan nikmatNya.<br /> <br />Alhamdulillah
juga, di dalam perjalanan atas itu, tak kuasa kedua mata ini terpejam
menahan penat jiwa. Anugerah yang tak tertahankan, dimana banyak juga
penumpang lain terkulai menahan sebagian derita perjalanan ini: capek
dan kantuk.<br /> <br />
<h2>
<strong><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: verdana,geneva;">Berapa seringkah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada kita per harinya?</span></span></strong></h2>
Bagi yang rajin akan berada di angka 165 kali atau lebih. Dengan
catatan rajin berdzikir sehabis sholat wajib dengan membaca tahmid -
Alhamdulillah 33 kali, selain tasbih dan takbir. Itu pun (kebanyakan)
tanpa penghayatan karena sudah terbiasa sama sekali. Tapi, Alhamdulillah
masih mending daripada yang hanya sambil lalu saja.<br /> <br />Ibn
Athaillah dalam kitabnya - Al-Hikam - mendefinisikan syukur adalah
sarana untuk memanfaatkan dan memelihara karunia-Nya. Hati yang
bersyukur memperkuat dan memantapkan kebaikan yang ada. Orang awam
mungkin hanya bersyukur saat mendapatkan kesenangan materi saja. Tetapi,
orang yang dekat dengan Allah menyadari semua yang terjadi di dunia,
baik itu nikmat atau musibah sekalipun akan senantiasa disyukuri. Siapa
tidak mensyukuri nikmat, berarti menginginkan hilangnya. Dan siapa
mensyukurinya, berarti telah secara kuat mengikatnya.<br /> <br />Allah
Ta`ala berfirman : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang
telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu
hanya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S An-Nahl [16] : 114)<br /> <br />Bersyukur
merupakan ibadah paling mudah, tetapi sangat sedikit orang yang
menyadari dan melakukannya. Hanya hamba yang benar-benar beriman yang
bisa mensyukuri setiap nikmat dan rizki yang telah Allah berikan.
Sekecil apapun itu, jika kita bersyukur maka nilainya akan tinggi di
mata Allah Ta`ala. Kita bisa menghirup udara segar, tangan kita bergerak
melakukan apa saja yang kita mau, mata kita bisa melihat dengan jelas,
kaki kita bisa berjalan dan tubuh kita tegap tanpa takut terjatuh, perut
kita bisa mencerna makanan dengan tidak memuntahkannya, telinga kita
masih bisa mendengar, itu semua nikmat dari Allah.<br /> <br />AllahTa’ala berfirman:<em>
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang</em>. (An-Nahl 18)<br /> <br />Hati yang selalu ikhlas,
ridla dengan takdir-Nya, lisan yang selalu ringan mengucap syukur dan
berakhlaqul karimah terhadap sesama manusia merupakan bentuk nyata dari
mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Orang yang senantiasa bersyukur kepada
Allah, qana’ah, selalu mengambil hikmah terhadap segala permasalahan,
maka hidupnya akan tentram, pikirannya tidak cemas, hatinya selalu
bersih dari kesombongan dan kekufuran. Tetapi sebaliknya, orang yang
tidak mau dan lupa bersyukur maka Allah akan mencabut nikmat yang telah
diberikan-Nya dan mengganti dengan siksa yang pedih. Naudzubillahi min
dzalik.<br /> <br />Janji Allah tak akan luput seperti pada surat Q.S Ibrahim [14] : 7,<em>
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.</em><br /> <br />Oleh
karenanya, perlu disadari jika kita bersyukur maka keimanan kita
bertambah, ilmu kita bertambah, harta kita bertambah, amal kita
bertambah. Bersyukur bukanlah hal sulit. Bersyukur bukanlah hal remeh
yang mesti kita tinggalkan. Tapi sebaliknya harus kita tingkatkan, walau
banyak yang lupa meninggalkannya. Karenanya ingatlah: “Fabiayyi Aalaa’i
Robbikumaa Tukadz-dzibaan - Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
(bisa) kamu dustakan?”<br />
Oleh: Faizunal<br />
from : http://www.ldii.or.id/in/n/1076-sudah-bersyukur-hari-ini.html DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-67105875889897040742013-05-01T08:17:00.002+07:002013-06-05T10:36:14.588+07:00IBU<br />
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<img alt="ibu" border="0" src="http://www.ldii.or.id/images/stories/april2013/ibu-ldii-sesat.jpg" style="background-color: transparent; border: none; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="ibu" /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Baru sekarang terasa ada ‘sesuatu’ kepada Ibuku. Saya perhatikan seolah kami berdua berlomba berbuat kebaikan. Ketika saya berbuat satu kebaikan, Ibu malah lebih baik lagi kepadaku, dengan berpuluh-puluh kebaikan. Sikapnya melebihi seperti kepada bukan anaknya. Hingga akhirnya saya merasa kalah; kapan saya bisa membalas kebaikannya, kalau terus-menerus Ibu selalu berbuat baik dan baik kepadaku? Padahal seharusnya sayalah yang paling berkewajiban untuk melakukan itu semua – birrul walidain. </div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ketika pulang kampung, selalu saja Ibu menyediakan makanan enak kesukaanku waktu kecil.<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Blenyik</em> (semacam bergedel terbuat dari campuran ketela dan kelapa) dan<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> ingkung</em> (ayam utuh) selalu disediakan. “ Ini untukmu,” katanya. Harusnya sekarang waktukulah untuk menyediakan makanan yang sehat buat Ibuku. Kala dia butuh asupan untuk memelihara kebugaran tubuhnya yang sudah renta. Tapi ini malah sebaliknya. Ketika saya tolak, dengan lembutnya ia menjawab; “Ibu senang, kamu sudah bantu Ibu selama ini. Dan ini sedikit yang bisa Ibu berikan. Makanlah.” Aku pun terkesima, harus bagaimana lagi selain menerima dan mensyukurinya. Rasanya seperti mitra dagang. Jauh di relung hati, tertambat nelangsa, apalagi kalau mengilas balik kisah – kisah istimewa akan hal ini. Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang terkenal sangat berbakti kepada ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata kepadanya, " Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan bersama ibumu." Beliau menajawab, "Aku takut kalau-kalau tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik oleh ibuku. Sehingga aku berarti mendurhakainya." (Diambil dari kitab Uyunul Akhyar karya Ibnu Qutaibah). Masih terngiang di dalam ingatan, kalau Ibu suka memberikan bagian-bagain makanan yang terenak kepada anaknya, untuk menghindari rebutan dan keributan. Dan sebenarnnya Ibu pasti menginginkan makanan enak itu, tapi ia mengalah. Rela berbagi dan memilih makan makanan sisa yang ditolak anak-anaknya. Bahkan, makanan yang tidak enak pun dia bilang enak, sangat eunak, agar anaknya mau memakannya, mencontohnya. Ohh, Ibu..! I missed U.<br /><br />Dan ketika di ujung telepon engkau bertanya; “Gak ada rencana pulang?” Berarti itu sebenarnya perintah untuk pulang. Sayang aku selalu beralasan dengan kesibukan-kesibukan, acara demi acara dan pertemuan ke pertemuan sehingga engkau pun ‘sepertinya’ mafhum adanya. Padahal buat Ibu itu hal sederhana; bertemu dengan wajah anaknya dan cucu-cucunya. Namun justru sekarang berhadapan dengan wajah-wajah kesibukan, topeng-topeng acara, dan rupa-rupa meeting yang abstrak buatnya. Namun, ia mencoba memahami zaman dan segala rupa dinamikanya. Betapa bersalahnya aku, tidak menjawab panggilan itu dengan tepat. Malah, aku hanya minta doa agar semua diberi kelancaran dan kebarokahan. Tidak seperti Haiwah bin Syuraih, seorang ulama besar, yang suatu hari ketika beliau sedang mengajar, ibunya memanggil. "Hai Haiwah, berdirilah! Berilah makan ayam-ayam dengan gandum." Mendengar panggilan ibunya beliau lantas berdiri dan meninggalkan pengajiannya . (Diambil dari al-Birr wasilah karya Ibnu Jauzi). Masih jauh panggang dari apinya.<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bahkan, kala mendengar kabar sakit Ibupun, masih terus sibuk dengan urusan kerja dan kerja. Seraya dengan mudah bibir ini berkata;”Sudah dibawa ke dokter kan? Ke rumah sakit saja?” Duh, anak macam apa aku ini. Begitu ringannya berkata seperti itu, hanya alasan jarak dan waktu. Dan diri ini tersiksa karenanya. Bertolak belakang dengan Kahmas bin al-Hasan at-Tamimi. Suatu ketika ia melihat seekor kala jengking berada dalam rumahnya, beliau lantas ingin membunuh atau menangkapnya. Ternyata beliau kalah cepat, kalajengking tersebut sudah masuk ke dalam liangnya. Beliau lantas memasukkan tangannya ke dalam liang untuk menangkap kala jengking tersebut. Beliaupun tersengat kala jengking. Melihat tindakan seperti itu ada orang yang berkomentar, "Apa yang kau maksudkan dengan tindakan seperti itu?"<br />Beliau mengatakan, "Aku khawatir kalau kala jengking tersebut keluar dari liangnya lalu menyengat ibuku." (Diambil dari kitab Nuhzatul Fudhala’). Ibu, berikan aku kesempatan untuk menjagamu. Maafkanlah anakmu.<br /><br />Di dalam bebal memori otak anakmu ini, masih terngiang keinginan-keinginan Ibu. Walau itu datang samar dan sendu, deburnya masih jauh belum berlalu. Terekam nian dalam kalbu. Terngiang kencang di telingaku. Aku bisa merasakannya, namun tidak semua bisa aku penuhi. Walau sudah beribu kali aku mohon pertolongan Ilahi Robbi dan usaha kanan-kiri. Semoga cukup waktu untuk semua itu. Dan kemampuan ada bersamaku. Memang tidak seperti cerita Muhammad bin Sirrin yang mengatakan, di masa pemerintahan Ustman bin Affan, harga sebuah pohon kurma mencapai seribu dirham. Meskipun demikian, Usamah bin Zaid membeli sebatang pohon kurma lalu memotong dan mengambil jamarnya (bagian batang kurma yang berwarna putih yang berada di jantung pohon kurma). Jamar tersebut lantas beliau suguhkan kepada ibunya. Melihat tindakan Usamah bin Zaid, banyak orang berkata kepadanya, "Mengapa engkau berbuat demikian, padahal engkau mengetahui bahwa harga satu pohon kurma itu seribu dirham." Beliau menjawab, "Karena ibuku meminta jamar pohon kurma, dan tidaklah ibuku meminta sesuatu kepadaku yang bisa kuberikan pasti ku berikan." (Diambil dari sifatush shafwah) Banyak yang bisa aku berikan, sebenarnya, tetapi aku belum bisa melakukannya. Jiwa ini masih berhitung dengan prioritas-prioritas yang bahkan dibuat-buat, hingga mengalahkan prioritas Ibu. Oh, betapa bodohnya aku.<br /><br />Dalam hening malam bisu, dalam nestapa anak manusia dan pada waktu yang tersisa, aku selalu berdoa untuk kebaikanmu Ibu. Masih banyak yang belum bisa saya lakukan, banyak yang masih harus saya kerjakan, semoga aku bukan menjadi anak yang durhaka. Melalui dirimulah aku lahir ke dunia, atas jasamulah aku bisa seperti sekarang dan kepadamulah aku punya kewajiban hak, semoga engkau bisa menerimanya. <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ridha robbi biridhal walaadi</em>. Dan semoga Allah berkenan memberi hidayah kepadamu. Itulah harapan terakhirku. Amin. (pf)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.012011528015137px; line-height: 17.994556427001953px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sumber : http://www.ldii.or.id/in/n/1120-ibu.html?joscclean=1&comment_id=4449#josc4449</div>
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-25834288790066112482012-10-29T16:25:00.003+07:002013-06-05T10:36:14.581+07:00CINGKRANG (CELANA NGATUNG DIATAS MATA KAKI)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Semakin hari, rasanya semakin banyak orang yang bercelana cingkrang atau ngatung. Maksudnya memakai celana panjang tetapi di atas mata kaki, tidak melewati ke dua mata kaki. Di bilangan Kebayoran Lama misalnya, banyak remaja – remaja berseragam dengan celana cingkrang. Demikian juga di seputar Blok M. Atau juga yang sering saya lihat di sekitar BSD - Muncul. Mereka memang rata – rata anak – anak sekolahan, baik SMP maupun SMA. Di tempat – tempat umum juga sama. Rupanya kesadaran berbusana yang benar sudah mulai dimengerti. Dugaan saya kalau di sekolahan memang akan lebih gampang, jika itu diterapkan sebagai aturan sekolah. Di luar institusi tentu akan berbeda, kecuali memang mempunyai pemahaman yang benar tentangnya.<br />
Beberapa minggu yang lalu saya sibuk memendekkan celana. Ada dua potong celana saya yang saya kirim ke penjahit untuk dipendekkan. Bukan celana baru sih, tetapi celana yang sempat membuat saya risih. Sampai – sampai seorang teman berseloroh, “Sudah tua kok masih nambah terus tingginya ya Mas? Bukannya biasanya tumbuhnya ke samping? Tapi kok celananya dipendekin lagi.” Saya hanya mesem menanggapinya.<br />
<br />
Ceritanya, itu celana memang sudah di atas mata kaki. Berhubung lingkar pinggang menyusut, setiap kali pakai selalu mlorot. Daripada repot – repot terus ngurusi celana (mengangkat dan menyingsingkan celana), maka keluarlah inisiatif dipendekkan saja. Sebenarnya waktu bikin dulu sudah dibuat di atas mata kaki, tetapi kenapa penjahitnya ketakutan kalau salah, hasilnya ngepress banget. Pas di atas mata kaki. Baru sekarang setelah dipotong lagi, nyaman pakainya. Meminjam istilah quran: hanii’an marii’a. Nggak segitunya…kali! Yah saking bahagianya, bercelana cingkrang.<br />
<br />
Walau sudah bertambah banyak peminatnya, sejatinya masih banyak yang belum tahu atau keberatan dengan model cingkrang ini. Untuk itu, kali ini saya mencoba untuk menyajikan kembali dasar hukumnya. Dan sepanjang hemat saya inilah yang menjadi kendala khalayak.<br />
<br />
Dari Ibnu Umar ra, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa memanjangkan pakaiannya karena sombong, maka Allah tidak akan melihatnya kelak di hari kiamat.” Kemudian Abu Bakar ra bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya sarungku melebihi mata kaki, kecuali aku menyingsingkannya.” Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, “Kamu bukan termasuk orang yang melakukan hal itu karena sombong.” (HR. Al-Bukhari dan sebagiannya diriwayatkan Muslim)<br />
<br />
Hadits ini yang banyak dijadikan hujjah untuk boleh bercelana nglembreh; yang penting tidak sombong. Padahal kalau mau lebih cermat lagi, kunci hadits di atas adalah perkataan Abu Bakar menyingsingkan. Namun kalau masih bersikukuh asal tidak sombong bolehlah. Daripada bertengkar, coba kita tengok yang satu ini.<br />
<br />
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: "Suatu ketika ada seseorang shalat dengan memanjangkan kain sampai di bawah mata kaki. Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda kepadanya, "Pergilah dan berwudhulah." Lalu ia pergi dan berwudhu. Kemudian ia datang dan Nabi bersabda, "Pergilah dan berwudhulah." Kemudian ada seorang laki-laki bertanya kepada beliau, "Ya Rasulallah, kenapa Anda menyuruhnya untuk berwudhu lalu Anda diamkan?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallammenjawab, "Karena ia shalat dengan memakai kain sampai di bawah mata kaki; Sesungguhnya Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang memakai kain sampai di bawah mata kaki." (HR. Abu Dawud dengan isnad Shahih sesuai syarat Muslim)<br />
<br />
Nah, kalau sholatnya tidak diterima karena celana nglembreh, terus bagaimana? Padahal semua tahukan, sholat adalah amalan paling pol dan pertama ditanya nanti di hari Qiyamat. Gara – gara kita memakai pakaian nglembreh terus sholat gak diterima, wassalam sudah. Bagi yang penasaran boleh juga membaca komentar Imam al-Buwaithi dari al-Syafi’i dalam Mukhtasharnya. Ia berkata, “Isbal dalam shalat maupun di luar shalat karena sombong dan karena sebab lainnya tidak diperbolehkan. Ini didasarkan pada perkataan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Abu BakarRadhiyallahu 'Anhu.” Wuih teges banget imam ini. Di sudut sana ada yang berkilah, kan kalau sholat dilinting (dinaikkan) celananya? Baik, kita baca yang satu ini.<br />
<br />
Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,"Kain (sarung/pakaian) seorang muslim adalah sampai pertengahan betis. Dan tidaklah berdosa jika ada di antara betis dan dua mata kaki. Adapun yang sampai di bawah kedua mata kaki, maka ia berada di neraka. Siapa yang menjulurkan kainnya di bawah mata kaki dengan sombong, maka Allah tidak akan melihatnya." (HR. Abu Dawud dengan isnad shahih)<br />
Berhubung hadits ini masih ada kata – kata sombong, maka terkesan kurang afdhol. Karena akan mirip dengan yang atas. Sekarang kita simak yang singkat ini.<br />
<br />
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,"Apa-apa yang berada di bawah mati kaki itu berada dalam neraka." (HR. Al-Bukhari).<br />
<br />
Nah, kalau tiga hadits ini belum menyentuh hati, ya sudah. Gak apa – apa. Hidup adalah pilihan, dalam arti semua nanti akan dipertanggungjawabkan masing – masing. Tidak perlu kita geger masalah cingkrang ini, cukup tahu sama tahu. Kalau mau mengikuti ya syukur, kalau tidak ya diri sendirilah yang menentukan. Bahkan Imam Muslim dalah Shahihnya menerangkan dengan tegas larangan/haramnya isbal (menjulurkan kain di bawah mati kaki) ini.<br />
"Bab: Keterangan beratnya keharaman menjulurkan kain (di bawah mata kaki;- disebut Isbal-), mengungkit-ungkit pemberian, menjual barang dagangan dengan sumpah palsu adalah tiga golongan yang mereka tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat mereka dan menyucikan mereka, dan bagi mereka siksa yang pedih."<br />
<br />
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda: "Tiga orang yang bakal tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan melihat dan menyucikan mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih." Abu Dzar berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membacanya sebanyak tiga kali". Abu Dzar berkata, "Kecewa benar mereka dan sangat merugi. Siapakah mereka itu ya Rasulallah?" Beliau menjawab, "Yaitu orang yang menurunkan kain di bawah mata kaki (musbil), orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya (al-Mannan), dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu." (HR Muslim)<br />
<br />
Yang jelas kini saya tambah gembira sebab semakin banyak orang yang bercelana cingkrang. Artinya semakin banyak orang yang tahu ilmu dan kebenarannya bahwa itu adalah aturan dan hukum islam. Bukan punyanya para ekstrimis atau teroris yang memang ketahuan pada cingkrang celananya. Tapi itu adalah sunnah untuk para pria. Dan lebih senang lagi ketika dapat menyebarkan kebenaran ini kepada yang lainnya. <br />
<br />
Semoga Allah paring manfaat dan barokah...<br />
Oleh : Faizunal Abdillah<br />
from : <a href="http://www.ldii.or.id/in/nasehat-mainmenu-37/991-cingkrang.html">http://www.ldii.or.id/in/nasehat-mainmenu-37/991-cingkrang.html</a><br />
<br />DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-81422562354389939902012-07-20T10:50:00.001+07:002013-06-05T10:36:14.589+07:00Onani atau Masturbasi serta Ancamannya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://ldii.or.id/images/stories/november2011/stop-masturbating.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="238" src="http://ldii.or.id/images/stories/november2011/stop-masturbating.jpg" width="320" /></a></div>Onani atau Masturbasi adalah perbuatan kotor yang dilakukan oleh kebanyakan anak muda, baik laki-laki maupun perempuan untuk melampiaskan nafsu syahwatnya, yaitu dengan cara mengeluarkan sperma dengan menggunakan tangan atau benda lainnya. Perbuatan ini adalah termasuk perbuatan keji, perbuatan yang melampaui batas, perbuatan yang diharamkan oleh Allah yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang-orang yang beriman. <br />
Sesuai dengan Firmannya Allah :<br />
“Dan (orang-orang yang beriman adalah) orang-orang yang menjaga farjinya, kecuali terhadpa istri-istri mereka dan budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa yang mencari selain itu (istri & budak), maka mereka itu adalah orang-orang yang melampaui batas”. (QS : Al-mu’minuun : 5-7)<br />
Dan sabda Nabi :<br />
“Ada 7 golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat & Allah tidak mau mensucikan (tidak mengampuni dosanya) dan Allah tidak mau mengumpulkan mereka bersama orang yang beramal kebaikan. Dan Allah akan memasukkan mereka ke neraka sebagai orang-orang yang pertama kali masuk ke neraka, kecuali bahwasanya mereka bertaubat. (7 Golongan itu ialah) Orang yang menikahi tangannya (onani / masturbasi), orang yang mengerjai & yang dikerjai (homoseks, lesbian), dan orang yang membiasakan minum arak, dan orang yang memukul kedua orang tuanya hingga meminta tolong, dan orang yang menyakiti tetangganya hingga melaknatinya, dan orang yang berzina dengan istri tetangganya” (HR. Al-Baihaqi Fii Si’abul Iman 5232)<br />
Maka dalam hal ini jika kita, khususnya kawula muda ingin menyelamatkan diri dari perbuatan kotor tersebut, maka kita harus menjauh dari pengaruh-pengaruh negatif lingkungan atau sesuatu yang dapat mempengaruhi bergejolaknya nafsu birahi. Nafsu syahwat manusia tidak akan terusik kecuali jika ada pemicunya, seperti pengaruh dari melihat sesuatu atau mendengar sesuatu. Ketika seseorang melihat gambar-gambar porno, tarian-tarian erotis, tayangan-tayangan adegan wanita telanjang atau setengah telanjang, atau mendengarkan lagu-lagu cengeng yang berkisah tentang cinta, bisa jadi perasaan seseorang ikut hanyut, dan di sinilah nafsu birahi itu mulai terangsang.<br />
Dalam keadaan demikian ini, tidak ada jalan lain baginya kecuali harus melampiaskan dan membebaskan dirinya dari rongrongan syahwat tersebut. Apabila tidak belum ada istri dan keimanan yang dimilikinya pun juga sangat minim, niscaya ia akan berbuat onani atau masturbasi sebagai gantinya. Nau’dzubillahi min dzalik.<br />
Kesimpulan, orang yang mengerjakan Onani atau Masturbasi diancam akan menjadi golongan yang pertama masuk neraka tanpa dilihat oleh Allah (saking bencinya Allah). Solusi tepat untuk menghindar dari perbuatan keji ini adalah menikah. Jika belum mampu, maka berpuasalah. Minimal berusahalah untuk tidak memicu nafsu syahwat dengan banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif. Hindarilah menyendiri & melamunkan hal-hal yang dapat memicu syahwat.<br />
Bagi yang sudah diqodar terlanjur berbuat, silakan bertaubat & jangan putus asa, mumpung masih hidup. Karena hal ini biasanya sudah menjadi hal yang umum dikalangan kawula muda. Atau, adakah yang belum mengetahui apa itu Onani atau Masturbasi?<br />
Ma’af, saya tidak bertanya pernah atau tidaknya saudara-saudari melakukan ini, dan memang sebaiknya ini tidak dipertanyakan. Saya cuma bertanya adakah dari kita yang tidak mengetahui apa itu Onani atau Masturbasi?<br />
Mudah-mudahan bermanfaat. Amin…<br />
<br />
from : http://ldii.or.idDPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-68476082569769828672011-03-18T15:22:00.000+07:002011-03-18T15:22:46.791+07:00Munas LDII VII : Abdullah Syam Kembali Pimpin LDII<div class="sub_header"> <div class="left"> <!-- Page Title --> <h2><cufon alt="Munas " class="cufon cufon-canvas" style="height: 28px; width: 87px;"><canvas height="32" style="height: 32px; left: -3px; top: -4px; width: 113px;" width="113"></canvas><cufontext></cufontext></cufon></h2></div><a href="http://munas.ldii.or.id/wp-content/uploads/2011/03/IMG_5573.jpg" rel="lightbox[292]"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-293" height="200" src="http://munas.ldii.or.id/wp-content/uploads/2011/03/IMG_5573-300x200.jpg" width="300" /></a>Di dalam tradisi Munas LDII ada satu hal yang unik, ketika parpol atau ormas suksesi adalah hal yang utama, LDII justru mengutamakan program baru memilih pemimpin yang cocok untuk program tersebut, “Kami tak ingin terjadi perebutan kepemimpinan, yang rentan menimbulkan perpecahan. Kami mengedepankan <em>musyawaroh,</em> di mana setiap provinsi mengajukan calon masing-masing,” ujar Chriswanto Santoso.</div><!-- content --> <!-- left side content --> <!-- blog box--> <!-- blog text--> Seorang calon bisa maju dalam bursa pemilihan di munas. Menurut dia, minimal namanya dicalonkan oleh 30 persen DPD provinsi di seluruh Indonesia. Namun, Chriswanto mengatakan, bila ada lebih dari satu nama yang diajukan lebih dari 30 persen suara, pihaknya akan melakukan musyawarah.<br />
Namun, imbuh Chriswanto, kalau satu nama pun tak didapat. Dipastikan dilakukan <em>musyawaroh. </em>Ini terjadi saat Munas 2005, Teddy Tsuratmadji bersaing dengan Abdullah Syam. Melalui musyawaroh, akhirnya diputuskan Abdullah Syam memimpin LDII.<br />
Toh Munas ini hanya memunculkan Abdullah Syam. Di antara 22 provinsi secara tegas menyebut namanya, sedangkan 11 provinsi lainnya tak menyebut nama, hanya mengharapkan ketua yang baru melanjutkan program-program kepengurusan lama, yang dinilai masih relevan dengan dinamika sosial. “Prof Abdullah Syam didukung 66,67 persen pengurus dari 33 provinsi se-Indonesia,” kata Chriswanto Santoso.<br />
Munas akhirnya ditutup oleh Andi Alfian Malarangen, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Syaifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jatim yang biasa disapa Gus Ipul, “Saya tahu LDII memiliki pengajian dari pemuda hingga anak-anak, ini memungkinkan pemebntukan generasi muda yang bermoral sebagai modal pembangunan bangsa,” kata Andi Malarangeng.<br />
Dia berharap kegiatan positif yang ada di LDII untuk membangun generasi mendatang, dapat membantu pemerintah dalam menyiapkan kader-kader bangsa. “Saya ingin melihat LDII melahirkan atlit-atlit nasional yang mengharumkan bangsa, LDII juga menggiatkan kembali kegiatan kepramukaan. Saya pikir untuk LDII membentuk pramuka di tingkat nasional sangat mudah,” kata Andi Mallarangeng.<br />
<a href="http://munas.ldii.or.id/wp-content/uploads/2011/03/IMG_5556.jpg" rel="lightbox[292]"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-295" height="200" src="http://munas.ldii.or.id/wp-content/uploads/2011/03/IMG_5556-300x200.jpg" width="300" /></a>Sebelumnya, Gus Ipul sangat terkesan dengan program LDII untuk membentuk generasi yang profesional religius, “Dengan demikian pemerintah memiliki tempat untuk bertanya dan berdiskusi, sehingga apa yang dibuat pemerintah memiliki sandaran moral,” begitu kata Gus Ipul. Antara LDII dan pemerintah adalah mitra. LDII dapat mengingatkan bila kebijakan pemerintah tak sesuai dengan nilai-nilai religius.<br />
Ini memang jalan panjang. Kalau Indonesia diserahkan ke tangan-tangan generasi yang profesional religius. Niscaya Indonesia akan berada di barisan depan dalam peradaban dunia. Menjadi panutan terciptanya masyarakat yang sejahtera, demokratis, berkeadilan, dan bermartabat.DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-50342556539603194572010-09-11T19:20:00.000+07:002013-06-05T10:36:14.587+07:00Mencari Pahala Puasa Setahun<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/TItzaCIdxhI/AAAAAAAAADI/5n7t3Xa8Rqo/s1600/idulfitri6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/TItzaCIdxhI/AAAAAAAAADI/5n7t3Xa8Rqo/s320/idulfitri6.jpg" /></a></div>Puasa Ramadan 1431 H baru saja selesai. Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT karena hanya dengan karuniaNya kita dapat lulus melewati berbagai cobaan dalam menjalani puasa Ramadan. Semoga Alloh menjadikan kita sebagai golongan yang memperoleh kemenangan dan ampunan. <br />
Sebagai umat Islam dengan kefahaman agama yang tinggi, seharusnya semua gerak kehidupan kita sehari-hari diarahkan untuk dapat menghasilkan tabungan pahala yang sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, kita seharusnya selalu membiasakan menyambung satu amal ibadah dengan amal ibadah lainnya. Dengan kata lain disela-sela kesibukan hidup sehari-hari yang dijalani, kita harus selalu berusaha setelah selesai melaksanakan satu kebaikan kemudian disambung atau dilanjutkan dengan amal kebaikan yang lain. Alloh SWT. di dalam Al-Qur’an telah berfirman: “Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh (urusan ibadah) yang lain.” (QS. Alam Nasroh:7). <br />
Puasa Ramadan telah diselesaikan dan kedatangan bulan Syawal disambut dengan suka cita, sebagai bentuk kesyukuran atas keberhasilan dalam menjalankan amal ibadah puasa Ramadan. Kembali pada pokok bahasan menyambung kebaikan, dalam bulan Syawal telah disediakan amal ibadah yang siap untuk dipraktekkan umat Islam jika ingin menyambung kebaikan setelah puasa Ramadan. Dibanding amal ibadah yang dikerjakan, sungguh besar pahala yang disediakan oleh Alloh bagi orang yang mau mengerjakan.<br />
Di dalam hadits diriwayatkan Rasulalloh SAW bersabda: “Barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian mengikutkan puasa enam hari di bulan Syawal, dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun” (HR. Shohih Muslim dalam Kitabu Shoum). Dari hadits tersebut tersirat betapa besarnya pahala seorang Muslim yang sukses menyelesaikan berpuasa Ramadan satu bulan penuh dan menyambungnya dengan berpuasa enam hari selama bulan Syawal. Karena bagi kaum muslimin yang mampu menyambung puasa Ramadan dengan puasa enam hari di bulan Syawal disediakan pahala sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun penuh.<br />
Barangkali kita bertanya bagaimana logikanya? Menurut perhitungan manusia, puasa di bulan Ramadan (30 hari) ditambah puasa di bulan Syawal (6 hari) seharusnya total puasa hanya 36 hari. Namun demikian, bagi Alloh ternyata perhitungan manusia tersebut tidaklah berlaku. Menurut keterangan, puasa Ramadan (30 hari) plus puasa di bulan Syawal (6 hari) – total 36 hari; dikalikan dengan kelipatan 10 untuk setiap kebaikan yang dilakukan maka 36 hari x 10 = 360 hari atau sama dengan satu tahun. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Sauban maula Rasulalloh dari Rasulalloh SAW, beliau bersabda: “Barang siapa yang puasa enam hari setelah Iedul Fitri baginya sempurna puasa satu tahun.” Berdasarkan firman Alloh:“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya pahala 10x lipat dari amalannya” (ket. QS. Al-An’am:160) (HR. Ibnu Majah dalam Kitabu Shoum).<br />
Pertanyaannya, lantas bagaimana teknis pelaksanaannya? Untuk mendapatkan pahala puasa setahun, pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berbagai strategi, tergantung bagaimana yang mudah bagi masing-masingnya.<br />
Sebagai contoh: karena puasa Ramadan telah dijalani secara penuh maka hanya pas hari Iedul Fitri (tgl. 1 Syawal) tidak berpuasa dan langsung dilanjutkan dengan enam hari (tgl. 2-7 Syawal) berpuasa. Contoh lain: setelah penuh berpuasa di bulan Ramadan, ada yang masih ingin menikmati hari-hari tidak berpuasa selama bersilaturrahim, maka puasa enam harinya tidak dilakukan di awal bulan Syawal tetapi dapat dilakukan kapan saja selama dilengkapkan enam hari di bulan Syawal.<br />
Bagi yang sempat mokel (tidak berpuasa) selama beberapa hari di bulan Ramadan karena alasan yang dibenarkan oleh agama, maka hari-hari tidak berpuasanya tersebut tentu saja harus diganti. Untuk itu, selama bulan Syawal, dapat dipraktekkan berpuasa sehari yang diniatkan untuk memulai mengganti puasa wajibnya (puasa Ramadan yang ditinggalkan) dan dilanjutkan dengan niat berpuasa selama enam hari di dalam bulan Syawal. Selanjutnya, kekurangan puasa Ramadannya dapat diganti di bulan Syawal juga atau di bulan-bulan lainnya. Dan berbagai variasi dari contoh tersebut, yang penting bahwa berpuasa enam harinya harus dilakukan selama bulan Syawal. Memakai tag-line kampanye Pemilu beberapa tahun lalu, tentu saja “Lebih cepat – lebih baik.”<br />
Ayo siapa mau mendapat pahala berpuasa selama satu tahun? Kalau kita ingin mendapatkan imbalan pahala yang sedemikian besar dari ibadah berpuasa kita, ayo menyambung puasa Ramadan dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Semoga Alloh memberikan kesempatan dan kemampuan bagi kita semua untuk meraih pahala puasa setahun penuh. Amiin 313x.<br />
<br />
<em>(Materi Dakwah bil Qolam dari Bagian Dakwah, DPD LDII Kota Bogor – September 2010)</em>DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-14107339625692359172010-07-28T17:17:00.005+07:002013-06-05T10:36:14.578+07:00ARTI SEBUAH KEBAIKAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/TEAvrHdI0RI/AAAAAAAAACY/IUefGnWNaKA/s1600/sedekah1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/TEAvrHdI0RI/AAAAAAAAACY/IUefGnWNaKA/s320/sedekah1.jpg" /></a>Janganlah anda pernah sungkan untuk berbuat baik, karena suatu kebaikan yang sepele dapat membawa kebahagiaan. Hal ini dapat kita simak dalam kisah Dr. Howard Kelly.<br />
<br />
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa sekeping uang, dan ia sangat lapar.<br />
<br />
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.<br />
<br />
<br />
<br />
Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?” Wanita itu menjawab: “Kamu tidak perlu membayar apapun”. “Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan” kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : “Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda.”<br />
Belasan tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.<br />
<br />
Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.<br />
<br />
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu sembuh! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut.<br />
<br />
Ia membaca tulisan yang berbunyi, “Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu..” (Tertanda), Dr. Howard Kelly.<br />
<br />
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: “Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia.<br />
<br />
Oleh:http://ldiipondokkediri.wordpress.comDPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-26794713561017862010-07-16T17:08:00.001+07:002013-06-05T10:36:59.488+07:00KEMERIAHAN BAZAARAlhamdulillah pada hari sabtu tanggal 03 Juli 2010 yang lalu telah dilaksanakan Acara Bazaar dan Imtihan MDTA Al-Muhajirin dengan lancar dan sangat meriah. Ini terwujud atas kerjasama DPD LDII Kabupaten dan Kota Tasikmalaya dengan Yayasan Al-Muhajirin, Forum Muda-mudi Al-Muhajirin, dan MDTA Al-Muhajirin beserta para aghnia, pengusaha dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.<br />
<br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAX-1baoaI/AAAAAAAAADY/k6zzY9JzD8c/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+129.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489914314026033570" src="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAX-1baoaI/AAAAAAAAADY/k6zzY9JzD8c/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+129.JPG" style="display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAX_f-neqI/AAAAAAAAADg/v6hMfDXwTc4/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+84.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489914325447965346" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAX_f-neqI/AAAAAAAAADg/v6hMfDXwTc4/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+84.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAX_4gIP-I/AAAAAAAAADo/CIfX6-EpfRA/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+85.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489914332030975970" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAX_4gIP-I/AAAAAAAAADo/CIfX6-EpfRA/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+85.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAYA44tRfI/AAAAAAAAAD4/cuJCdAbu5Gc/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+93.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489914349313934834" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAYA44tRfI/AAAAAAAAAD4/cuJCdAbu5Gc/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+93.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaIR1hjLI/AAAAAAAAAEY/F_dFVPhmyQ8/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+123.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489916675293809842" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaIR1hjLI/AAAAAAAAAEY/F_dFVPhmyQ8/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+123.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAYAQXaDbI/AAAAAAAAADw/S5Jr1IHEzRE/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+76.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489914338436844978" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAYAQXaDbI/AAAAAAAAADw/S5Jr1IHEzRE/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+76.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaHxwLa5I/AAAAAAAAAEQ/k6GmYQUc6MM/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+120.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489916666681453458" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaHxwLa5I/AAAAAAAAAEQ/k6GmYQUc6MM/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+120.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaHieS6jI/AAAAAAAAAEI/bTJXVYXae24/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+121.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489916662579915314" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaHieS6jI/AAAAAAAAAEI/bTJXVYXae24/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+121.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaG-BvOUI/AAAAAAAAAEA/qZ3O8uC0YC4/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+124.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489916652796459330" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAaG-BvOUI/AAAAAAAAAEA/qZ3O8uC0YC4/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+124.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgYiUP6tI/AAAAAAAAAE4/23xMCcUBKS0/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+89.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489923551665318610" src="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgYiUP6tI/AAAAAAAAAE4/23xMCcUBKS0/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+89.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgX5uxhrI/AAAAAAAAAEw/ddq7o5uYLQ4/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+85.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489923540770719410" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgX5uxhrI/AAAAAAAAAEw/ddq7o5uYLQ4/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+85.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgXWsBWGI/AAAAAAAAAEo/ji3f51aI0J4/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+80.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489923531363932258" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgXWsBWGI/AAAAAAAAAEo/ji3f51aI0J4/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+80.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgW7y4H7I/AAAAAAAAAEg/vAKTfoBVgCU/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+73.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489923524144930738" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAgW7y4H7I/AAAAAAAAAEg/vAKTfoBVgCU/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+73.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAntvdwmqI/AAAAAAAAAFg/hsi52YLgr5Q/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+109.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489931612553517730" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAntvdwmqI/AAAAAAAAAFg/hsi52YLgr5Q/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+109.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAntOp6j_I/AAAAAAAAAFY/Xwm536Zq_wQ/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+113.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489931603746131954" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAntOp6j_I/AAAAAAAAAFY/Xwm536Zq_wQ/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+113.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAnso5UX6I/AAAAAAAAAFQ/4VPgaaBpiQs/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+107.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489931593610190754" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAnso5UX6I/AAAAAAAAAFQ/4VPgaaBpiQs/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+107.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAnsNrvkpI/AAAAAAAAAFI/cDaGuslIy2Y/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+69.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489931586305495698" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAnsNrvkpI/AAAAAAAAAFI/cDaGuslIy2Y/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+69.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp8Uz65kI/AAAAAAAAAGQ/_wIw87zTIhk/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+78.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489934062120003138" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp8Uz65kI/AAAAAAAAAGQ/_wIw87zTIhk/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+78.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp73gH3_I/AAAAAAAAAGI/agBn_YJ2STw/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+103.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489934054252339186" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp73gH3_I/AAAAAAAAAGI/agBn_YJ2STw/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+103.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp6YJueiI/AAAAAAAAAFw/fauqGKKWAnw/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+156.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489934028657031714" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp6YJueiI/AAAAAAAAAFw/fauqGKKWAnw/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+156.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp61wqAAI/AAAAAAAAAF4/wtkUhikGmp8/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+158.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489934036604944386" src="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp61wqAAI/AAAAAAAAAF4/wtkUhikGmp8/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+158.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp7auB8ZI/AAAAAAAAAGA/8rdSsrT-ric/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+159.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5489934046526042514" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAp7auB8ZI/AAAAAAAAAGA/8rdSsrT-ric/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+159.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSzymdep3I/AAAAAAAAAHQ/jsqf0q4XiwM/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+175.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491211527570499442" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSzymdep3I/AAAAAAAAAHQ/jsqf0q4XiwM/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+175.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSx333buMI/AAAAAAAAAHI/6LstUUTcT7k/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+27.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491209419118852290" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSx333buMI/AAAAAAAAAHI/6LstUUTcT7k/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+27.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSrtqkSJhI/AAAAAAAAAGg/dmXIfo-E_GQ/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+173.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491202646680413714" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSrtqkSJhI/AAAAAAAAAGg/dmXIfo-E_GQ/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+173.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSruqq7n6I/AAAAAAAAAGw/zbQymtIreL4/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+276.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491202663888166818" src="http://4.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSruqq7n6I/AAAAAAAAAGw/zbQymtIreL4/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+276.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSrvCNQEVI/AAAAAAAAAG4/gqZMNUH6lTk/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+291.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491202670206128466" src="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSrvCNQEVI/AAAAAAAAAG4/gqZMNUH6lTk/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+291.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSruNN3VtI/AAAAAAAAAGo/v_KoYQB7oC8/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+177.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491202655981622994" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSruNN3VtI/AAAAAAAAAGo/v_KoYQB7oC8/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+177.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><a href="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDS1aj6swEI/AAAAAAAAAHY/GMlm9q3eft0/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+204.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491213313594146882" src="http://1.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDS1aj6swEI/AAAAAAAAAHY/GMlm9q3eft0/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+204.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSrsxY4tSI/AAAAAAAAAGY/opJrzUGbnTU/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+135.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5491202631331788066" src="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDSrsxY4tSI/AAAAAAAAAGY/opJrzUGbnTU/s400/Bazaar+Al-Muhajirin+135.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<br />
Atas nama panitia Bazaar dan Imtihan MDTA Al-Muhajirin<br />
kami ucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah membantu kelancaran acara ini<br />
juga kami ucapkan terima kasih kepada :<br />
<br />
DPD LDII Kota dan Kabupaten Tasikmalaya<br />
Pengurus Yayasan Al-Muhajirin<br />
DKM Al-Muhajirin<br />
Saung Jembar<br />
Fersia 313<br />
Toko Hendra<br />
CV. Harapan Sukses<br />
Super Bubur<br />
Stand Utara 1<br />
Stand Utara 2<br />
Stand Kudang Uyah<br />
Stand Pabrik Es<br />
Stand Selatan<br />
Stand Timur<br />
Cikopo<br />
Stand Fersia313<br />
Stand RM. Pepesan Jembar<br />
Stand Sate Bandeng dan Empal Gentong Hj. Sutisna<br />
Stand Toko Hendra<br />
Stand Dadan Cell<br />
Stand Kesehatan Bidan Andini<br />
Stand Mie Ayam Gamapat Mas Fakih<br />
Stand Tahu Birintik Mas Cepi<br />
Stand Acsessories dan kerudung Ayi Rona<br />
Stand Heru Kalapanunggal<br />
Stand Alat Tulis Bapak Pardi<br />
<br />
serta semua pengunjung dan berbagai pihak yang telah membantu<br />
sehingga acara dapat berjalan dengan lancar dan meriah<br />
<br />
terima kasih<br />
Alhamdulillah Jazakumullohu Khoiro<br />
<br /></div>
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAYA44tRfI/AAAAAAAAAD4/cuJCdAbu5Gc/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+93.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"></a><br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5zSlzYqJGmY/TDAYAQXaDbI/AAAAAAAAADw/S5Jr1IHEzRE/s1600/Bazaar+Al-Muhajirin+76.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"></a>DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-6432775963228431202010-04-17T20:04:00.003+07:002010-04-17T20:05:57.427+07:0010 RESEP SUKSES BANGSA JEPANG.Artikel ini diambil dari share Agung Pribadi Komunitas bisa! yang dikutip dari<br />
http://www.intersat.net.id/forum/index.php?showtopic=190<br />
Semoga bisa bermanfaat bagi kita semuanya.<br />
<br />
1. KERJA KERAS<br />
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras.<br />
Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun,<br />
sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika<br />
(1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680<br />
jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan<br />
sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan<br />
47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang<br />
boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat<br />
adalah sesuatu yang boleh dikatakan "agak memalukan" di Jepang,<br />
dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk "yang<br />
tidak dibutuhkan" oleh perusahaan.<br />
<br />
2. MALU<br />
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri<br />
(bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi<br />
ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran.<br />
Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke<br />
fenomena "mengundurkan diri" bagi para pejabat<br />
(mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal<br />
menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak<br />
SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek<br />
atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang<br />
memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi<br />
di belakangnya dengan memotong jalur di<br />
tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila<br />
mereka melanggar peraturan ataupun norma<br />
yang sudah menjadi kesepakatan umum.<br />
<br />
3. HIDUP HEMAT<br />
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat<br />
terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30.<br />
Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa<br />
supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya<br />
pada waktu sekitar setengah jam sebelum<br />
tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.<br />
<br />
4. LOYALITAS<br />
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata<br />
dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa,<br />
sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah<br />
pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian<br />
mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core<br />
business) perusahaan.<br />
<br />
5. INOVASI<br />
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk<br />
yang booming selama puluhan tahun adalah Akio<br />
<br />
Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda<br />
empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika.<br />
Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.<br />
<br />
6. PANTANG MENYERAH<br />
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan<br />
pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang<br />
menutup semua akses ke luar negeri,<br />
Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner.<br />
Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang<br />
menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia .<br />
Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana<br />
terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki ,<br />
disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan<br />
adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak<br />
habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi<br />
kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi<br />
tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete<br />
Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda<br />
dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori<br />
dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai<br />
diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).<br />
Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini<br />
<br />
7. BUDAYA BACA<br />
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta<br />
listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun<br />
dewasa sedang membaca buku atau koran.<br />
Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak<br />
penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA.<br />
Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang<br />
membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas<br />
masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca<br />
orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan<br />
buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan<br />
buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut<br />
penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern.<br />
Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam<br />
beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.<br />
<br />
8. KERJASAMA KELOMPOK<br />
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu<br />
bersifat individualistik.<br />
Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan<br />
tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam<br />
kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa "1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu<br />
orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok" . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan "rin-gi" adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam<br />
"rin-gi".<br />
<br />
9. MANDIRI<br />
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang<br />
paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan<br />
bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan<br />
sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka "meminjam" uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.<br />
<br />
10. JAGA TRADISI<br />
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan<br />
tradisi dan budayanya.<br />
Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan<br />
hidup sampai saat ini.<br />
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda<br />
naik sepeda di Jepang<br />
dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah<br />
yang minta maaf duluan.<br />
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata "tidak" untuk<br />
apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang<br />
Jepang karena "hai" belum<br />
tentu "ya" bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset<br />
penting di Jepang.<br />
<br />
Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah<br />
pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang ijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian.<br />
Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-46803971734689366632010-01-10T14:07:00.000+07:002013-06-05T10:36:14.585+07:00BANGGA MENJADI IBU RUMAH TANGGA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/S0l8qFOER9I/AAAAAAAAACI/nCsjK_4hvuk/s1600-h/9729_138671409635_110144439635_2410286_4683241_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/S0l8qFOER9I/AAAAAAAAACI/nCsjK_4hvuk/s320/9729_138671409635_110144439635_2410286_4683241_n.jpg" /></a><br />
</div>Hebat rasanya ketika mendengar ada seorang wanita lulusan sebuah universitas ternama telah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji jutaan rupiah per bulan. Belum lagi perusahaan sering menugaskan wanita tersebut terbang ke luar negeri untuk menyelesaikan urusan perusahaan. Tergambar seolah kesuksesan telah dia raih. Benar seperti itukah?<br />
Kebanyakan orang akan beranggapan demikian. Sesuatu dikatakan sukses lebih dinilai dari segi materi sehingga jika ada sesuatu yang tidak memberi nilai materi akan dianggap remeh. Cara pandang yang demikian membuat banyak dari wanita muslimah bergeser dari fitrohnya.<br />
Beranggapan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal d rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita ‘menunjukkan eksistensi diri’ di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah.<br />
Kita bisa dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanaya teman lama “Sekarang kerja dimana?” rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk “Saya adalah ibu rumah tangga”. Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu “sukses” berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan universitas ternama dengan prestasi bagus atau bahkan berpredikat cumlaude hendak berkhidmah di rumah menjadi seorang isteri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan “nasehat” dari bapak tercintanya : “Putriku! Kamu kan sudah sarjana, cumlaude lagi! Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak.” Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Menjadi pendamping suami, mengurus rumah tangga.<br />
Seorang ulama mengatakan, bahwa perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara : Pertama perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, mesjid, dan berbagai urusan lahiriyah lainnya. Hal ini banyak didominasi oleh kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah.<br />
Pertumbuhan generasi suatu bangsa adalah pertama kali berada di buaian para ibu. Ini berarti seorang ibu telah mengambil jatah yang besar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi. Ini adalah tugas yang besar! Mengajari mereka kalimat “Laa ilaha illallah, menancapkan tuhid ke dada-dada mereka, menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai pedoman hidup, kecintaan pada ilmu, kecintaan pada Al-Haq, mengajari mereka bagaimana beribadah pada Allah yang telah menciptakan mereka, mengajari mereka akhlak-akhlak mulia, mengajari mereka bagaimana menjadi pemberani tapi tidak sombong, mengajari mereka untuk bersyukur, mengajari bersabar, mengajari mereka arti disiplin, tanggung jawab, mengajari mereka rasa empati, menghargai orang lain, memaafkan dan masih banyak lagi.<br />
Termasuk di dalamnya hal yang menurut banyak orang dianggap sebagai sesuatu yang kecil dan remeh, seperti mengajarkan kepada anak adab ke kamar mandi. Bukan hanya sekedar supaya anak tau bahwa masuk kamar mandi itu dengan kaki kiri, tapi bagaimana supaya hal semacam itu bisa menjadi kebiasaan yang lekat padanya. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membiasakannya.<br />
Siapa yang menanam dia akan menuai benih.<br />
Bagaimana rasanya hati seorang ibu melihat anak-anaknya tumbuh? Ketika tabungan anak kita menumpuk,lalu kita bertanya “Mau untuk apa nak, tabungannya?” mata rasanya haru ketika anak menjawab “Mau buat beli CD murotal, Ma!” Padahal anak-anak lain kebanyakan akan menjawab “Mau buat beli PS!” atau ketika ditanya tentang cita-cita, “Adek pengen jadi ulama!” haru endengar jawaban ini dari seorang anak, tatkala anak-anak seusianya bermimpi “Pengen jadi superman!”<br />
Jiwa seperti ini bagaimana membentuknya? Butuh seorang pendidik yang ulet dan telaten. Bersungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat. Seorang yang sabar untuk seetiap hari menempa dengan dibekali ilmuyang kuat. Penuh dengan tawakal dan bergantung pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu, jika seperti ini, bisakah kita begitu saja menyerahkan masa depan anak-anak kepada pembantu, atau embiarkan anak tumbuh begitu saja?<br />
Setelah kita memahami besarnya peran dan tanggung jawab seorang ibu sebagai seorang pendidik, melihat realita yang ada sekarang, sepertinya keadaannya menyedihkan! Tidak semua memang, tapi banyak dari para ibu yang sibuk bekerja dan tidak memperhatikan bagaimana pendidikan anak mereka. Tidak memperhatikan bagaimana aqidah mereka, apakah terkotori dengan kehidupan yang rusak di akhir zaman atau tidak. Bagaimana ibadah mereka, apakah sholat mereka sudah benar atau tidak, atau malah tidak mengerjakannya?<br />
Bagaimana mungkin pekerjaan menancapkan tauhid di dada-dada generasi muslim bisa dibandingkan dengan gaji jutaan rupiah di perusahaan bonafit? Sungguh! Sangat jauh perbandingannya.<br />
Anehnya lagi, banyak ibu-ibu yang tinggal di rumah namun tidak juga mereka memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana kepribadian anak mereka dibentuk. Penulis sempat sebentar tinggal di daerah yang sebagian besar ibu-ibunya menetap di rumah tapi sangat acuh dengan pendidikan anak-anak mereka. Membesarkan anak seolah hanya sekedar memberinya makan.<br />
Padahal anak adalah investasi bagi orang tua di dunia dan akhirat! Setiap upaya yang kita lakukan demi mendidiknya dengan ikhlas adalah suatu kebajikan. Setiap kebajikan akan mendapat balasan pahala dari Allah swt. Tidak inginkan hari kita terisi dengannya? Ataukah yang kita inginkan adalah hanya kesuksesan karir anak kita. Meraih hidup yang berkecukupan, cukup untuk membeli rumah mewah, cukup untuk membeli mobil mentereng, cukup untuk membayar 10 pembantu, berakhir pecan di villa. Tanpa memperhatikan bagaimana aqidah, bagaimana ibadah, asal tidak bertengkar dan bisa senyum dan tertawa ria di rumah, disebutlah itu dengan bahagia.<br />
Ketika usia mulai senja, mata mulai rabun, tulang mulai rapuh, atau tubuh ini hanya mampu berbaring dan tak bisa bangkit dari ranjang untuk sekedar berjalan. Siapa yang mau mengurus kita kalau kita tidak pernah mendidik anak-anak kita? Bukankah mereka sedang sibuk dengan karir mereka yang dulu pernah kita banggakan, atau mungkin sedang asyik dengan isteri dan anak-anak mereka?<br />
Ketika malaikat maut telah datang, ketika jasad telah dimasukkan ke kubur, ketika diri sangat membutuhkan do’a, padahal pada hari itu diri ini sudah tidak mampu berbuat banyak karena pintu amal telah ditutup, siapakah yang mendo’akan kita kalau kita tidak pernah mengajari anak-anak untuk berdo’a? lalu… masihkah kita mengatakan profesi ibu rumah tangga dengan kata ‘cuma’ dengan suara yang lirih sambil tertunduk malu dan?//**<br />
<br />
Nuansapersada, Edisi Oktober 2008DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-80352507360647668122010-01-03T12:19:00.002+07:002013-06-05T10:37:33.845+07:00LDII Turut Berduka Cita atas Wafatnya Gus Dur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/S0AowuLdmoI/AAAAAAAAACA/LG2E3ATHE6I/s1600-h/gd_think1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/S0AowuLdmoI/AAAAAAAAACA/LG2E3ATHE6I/s320/gd_think1.jpg" /></a><br />
</div><br />
<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ</b></span><br />
</div>Segenap pengurus dan warga LDII turut berduka cita atas meninggalnya Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), yang merupakan Presiden RI ke-4, Ulama Besar NU (Nahdatul Ulama) yang disegani, dan juga Bapak Guru Bangsa. Semoga arwah beliau diterima di sisi-Nya, semoga semua amal ibadah beliau diterima oleh-Nya, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran. AmiinDPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-44180717296859165212009-11-03T22:06:00.002+07:002013-06-05T10:36:14.582+07:00Celoteh : CintaKetika pertama kali melangkahkan kaki ke jenjang perkawinan, sebenarnya ada satu hal yang mengganjal dalam diri saya. Bisakah saya mencintai istri saya? Sepertinya ini pertanyaan tolol yang tidak seharusnya terjadi. Tapi itulah yang terjadi. Sampai akhirnya saya benar – benar menjejakkan kaki, memasuki mahligai rumah tangga dengan seseorang yang disebut istri. Seorang perempuan yang sekarang berada di samping saya dan ada dalam peluk - cium kehidupan saya. Bahkan telah memberikan saya (sebagai perantara) empat orang anak yang lucu, cakep dan ayu. Kenapa pertanyaan itu muncul? Ceritanya begini.<br />
<br />
Beristri adalah berbagi. Kalau dulu semasa bujangan apa – apa adalah untuk diri sendiri, setelah beristri tentu sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Nah, dulu ketika bujangan saja tidak bisa mencintai diri sendiri, lah sekarang kok mencoba mencintai orang lain? Sebab orang harus bisa mencintai diri sendiri dulu toh, sebelum mencintai orang lain bukan?<br />
Inilah kisah yang melatarbelakangi itu. Suatu saat ada seseorang yang bertanya kepada Abu Dzar al-Ghiffari, salah seorang sahabat Nabi SAW, tentang arti cinta. Dia bertanya, ''Hai Abu Dzar, pernahkah engkau melihat orang yang berbuat jahat terhadap orang yang amat dicintainya?''<br />
<br />
''Ooo, pernah. Bahkan sering, saya melihatnya,'' jawab Abu Dzar. ''Dirimu sendiri itu adalah orang yang paling kamu cintai. Dan kamu berbuat jahat terhadap dirimu bila durhaka kepada Allah,'' jelasnya.<br />
<br />
Merujuk pendapat itu, saya jadi mati kutu. Ada perasaan takut luar biasa. Karena seringnya berbuat durhaka. Sering menganggurkan diri dari amal sholih. Mengosongkan waktu dari pahala. Banyak bermain dan banyak melakukan hal yang tidak bermanfaat. Penampilan seenaknya. Apakah bisa ini disebut mencintai diri sendiri? Yang saya lakukan sesungguhnya merupakan perwujudan kebencian terhadap diri sendiri. Nggak sayang, nggak eman dengan badan dhewek. Dengan demikian, sebenarnya saya telah tega berbuat jahat terhadap 'orang' yang amat saya cintai bukan? Relevansinya, jangan sampai nanti istri cuma jadi korban. Hanya sebagai pelampiasan, tidak diperhatikan dan jadi obyek seperti orang yang didholimi. Tidak terpenuhi hak – haknya.<br />
<br />
Maka, di awal – awal perkawinan saya sering katakan kepada istri, “Mari kita berpacu di jalan Allah. Sebab di sanalah cinta kita akan bersemi. Jangan mengharapkan cinta dari saya yang sulit mencintai diri sendiri. Mari cintai diri kita sendiri.” Kalimat puitis, yang saya yakin istri juga bingung menterjemahkannya, walaupun dia bilang, “ Ya.” Sampai akhirnya hubungan itu mencapai kesetimbangan dan kesepahaman, bahwa dengan dasar yang sama, tujuan yang sama, di atas jalan – jalan Allah dan panji – panji cintaNya, di bawah rahmat dan bimbinganNya, akhirnya cinta itu bersemi. Mekar. Harum dan mewangi. Meminjam istilah sekarang, seperti layakanya “ketika cinta bertasbih”.<br />
<br />
Dan kini, ketika rasa itu melambung tinggi, tatkala saya bilang I love you, kepadanya, rasanya seperti bilang I love my body. Justru, lantaran istri, saya mendapatkan kembali bagaimana jalan dan bentuk untuk bisa mencintai diri sendiri. Egois, tapi fantastis. Inilah bagian dari jalan syukur itu. Rahasia Ilahi dalam mengarungi bahtera cinta dalam rumah tangga. Menguak kebesaran-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ruum ayat 21; “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu bertempat (memperoleh ketenangan dan ketentraman) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”<br />
<br />
Oleh ;Ust. Fahmi dalam Officaial website of LDIIDPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-20822678704345421372009-10-09T17:30:00.003+07:002013-06-05T10:36:14.579+07:00ESAI KEHIDUPAN 20 (Oleh :Faizunal Abdillah dalam Official Website of LDII)Being touched is the most wonderful thing in life. Tersentuh hatinya sampai mendalam, apa lagi kalau sampai menitikkan air mata, adalah pengalaman batin yang sangat indah rupawan. Luar biasa. Tak terlupakan. Siapa saja yang berhasil membuat orang lain tersentuh hatinya, tidak saja sedang menciptakan kebahagiaan, juga membuat orang membangun ruang kesadaran, tembok kepercayaan dan benteng kesetiaan yang susah ditembus dan dilupakan. Karenanya, banyak orang rela dan mau melakukan apa saja begitu hatinya tersentuh keadaan. <br />
<br />
<br />
Semesta memang penuh tanda dan pesona bagi pemirsanya. Alam bukan hanya elok, tapi banyak mengajarkan kepada manusia arti hidup dan persaingan, merujuk pada fastabiqul khoirot dalam bahasa agama. Ia tidak melarang manusia berlomba – lomba menjadi yang terbaik, menjadi nomer satu. Bahkan itu keharusan. Sunnatullah. Ada puncak, ada lembah. Ada tinggi, ada rendah. Namun yang lebih penting adalah selalu ingat bahwa jumlah batu yang menjadi puncak gunung selalu jauh lebih sedikit dibandingkan batu yang menjadi lereng dan dasarnya. Artinya, bila segenap daya dan usaha untuk meraih puncak hanya berujung pada nomer dua, jangan sedih dan jangan kecewa. Sebab itu sebenarnya berarti sebuah pertanda mulya: kita sedang menjadi lereng dan membuat orang lain jadi nomer satu di puncak gunung. Bukankah ini sebuah pencerahan yang menyentuh? Sikap penuh kesadaran, kepercayaan diri yang tinggi, kesyukuran yang pol, kebahagiaan hidup dan kerendah-hatian (tawadhu’) yang sempurna.<br />
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan berkurang harta yang dishadaqahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.” (Shahih, HR. Muslim no. 556 dari shahabat Abu Hurairah).<br />
<br />
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (Shahih, HR Muslim no. 2588).<br />
<br />
Daoed Joesoef pernah menulis bahwa tiang penopang kemajuan Jepang yang mengagumkan itu adalah ibu rumah tangga yang melaksanakan tugas keibuannya dengan rasa tulus, bangga dan bahagia. Cerita India juga serupa. Begitu India merdeka, dengan ikhlas Mahatma Gandhi memberikan kursi perdana menteri kepada Nehru. Sebuah keputusan yang menyelamatkan India, sekaligus memberikan kesempatan India bertumbuh tanpa diganggu virus perseteruan menjadi nomer satu. Mohammad Hatta adalah legenda Indonesia. Ia berbahagia mengisi hidupnya dengan menjadi nomer dua. Beberapa kali pun terjadi perselisihan dengan orang nomer satu ketika itu, ia selamatkan negeri ini dengan cara berbahagia menjadi nomer dua.<br />
<br />
Terinspirasi dari kehidupan seperti inilah, maka penting memiliki sikap ikhlas dan tawadhu – rendah hati. Kesadaran akan fungsi dan peran dalam hidup ini menjadi sangat penting. Ia tidak menghilangkan usaha dan makna hidup yang sebenarnya. Tetapi sebenarnya itulah sejatinya hidup. Ia menyertai dan mengawal setiap usaha, terutama di terminal akhir tujuan hidup: berhasil atau gagal. Kalau berhasil dia akan bersikap lemah - lembut, penuh kasih dan bertanggung jawab, sehingga semua berbahagia. Kalau dia gagal, dia akan legowo dan mendukung segala program yang ada untuk membahagiakan dirinya dan yang lain juga. Tidak pernah mati gaya. Salah satu cerminan sikap itu adalah rumus yang terpatri dalam hati: ’you are important, he is important, I am not’. Sedangkan lahirnya menganggap hal biasa. Tengoklah raksasa pelayanan kelas dunia seperti Singapore Airlines dll, keberhasilan mereka disebabkan karena rajin mengajari orang-orangnya: ’orang lain penting, saya tidak penting’. <br />
<br />
Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya sikap lemah-lembut itu tidak menetap dalam sesuatu perkara, melainkan ia makin memperindah hiasan baginya dan tidak dicabut dari sesuatu perkara, melainkan membuat cela padanya." (Riwayat Muslim)<br />
<br />
Ada sebuah kisah, tiga orang anak memilih tiga buah pir pemberian tetangga. Pemuja ego, pengejar rangking satu akan memilih yang terbesar dan tersegar. Anak yang berlimpah kesadaran, kaya hati akan memilih yang terkecil dan terjelek. Ia berbahagia melihat orang lain menikmati buah pir yang besar dan segar. Dan yang ketiga mendapat sisanya. Dari ketiga karakter itu, dimanakah kiranya Anda berada?<br />
<br />
Tak perlu buru – buru. Tak perlu gusar. Sebab tak harus dijawab. Diam dan perhatikan saja langkah kita. Seperti kata - kata popular yang ada dalam film Naga Bonar Jadi 2, “Akh,…. itu tidak penting”, setiap kali Naga Bonar mengisahkan jati dirinya dan orang lain tidak percaya. Sebab memang yang terpenting adalah kesadaran untuk selalu berbuat baik kepada sekitar bagaimana pun posisi kita dan di manapun kita berada. Bukan sebaliknya.DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-10608313953737049102009-09-16T16:50:00.007+07:002013-06-05T10:36:59.486+07:00LDII Salurkan Bantuan Kepada Korban Gempa Tasikmalaya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCzTlK4L-I/AAAAAAAAABg/h-4e1cPH1K4/s1600-h/Untitled-8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCzTlK4L-I/AAAAAAAAABg/h-4e1cPH1K4/s320/Untitled-8.jpg" /></a></div><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Relawan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten dan Kota Tasikmalaya yang di Pimpin Oleh H. Zaenal Muttaqin dan Hasanurip, S.Kom, menyalurkan bantuan berupa obat-obatan, tenda, makanan dan minuman, serta berbagai macam perlengkapan lainnya kepada warga masyarakat yang menjadi korban bencana gempa bumi </span>yang terjadi Rabu (2/9) pukul 14.52 WIB. <br />
<br />
<link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CLion%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C04%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCy6IJ5InI/AAAAAAAAABI/zLVCvAjZX0M/s1600-h/Untitled-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCy6IJ5InI/AAAAAAAAABI/zLVCvAjZX0M/s320/Untitled-1.jpg" /></a><br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCzE_3qdkI/AAAAAAAAABQ/Op4cowCTjmw/s1600/Untitled-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCzE_3qdkI/AAAAAAAAABQ/Op4cowCTjmw/s320/Untitled-2.jpg" /></a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Berdasarkan data dari Satkorlak PB Kabupaten Tasikmalaya Korban bencana gempa di Tasikmalaya yang terjadi Rabu (2 / 9) lalu, hingga <b>15 September 2009 pukul 15.50 WIB</b>, di wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut :<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CLion%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C05%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;">1. <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">Korban Meninggal <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">5 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">orang <o:p></o:p></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;">2. <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">Luka Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">24 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">orang <o:p></o:p></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;">3. <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">Luka Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">85 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">orang <o:p></o:p></td> </tr>
</tbody></table> Sementara bangunan yang rusak terdiri dari : <o:p></o:p><br />
<table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><b>1. </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"><b>Pesantren </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">13 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">46 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><b>2. </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"><b>Rumah </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">6.297 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Sedang <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">8.938 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">31.970 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><b>3. </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"><b>Sekolah </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">197 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">378 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><b>4. </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"><b>Madrasah </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">166 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">340 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><b>5. </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"><b>Kantor </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">77<o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">186 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><b>6. </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"><b>Masjid </b><o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Berat <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">515 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"></td> <td style="padding: 0.75pt;">Rusak Ringan <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">= <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;">1.074 <o:p></o:p></td> <td style="padding: 0.75pt;"></td> </tr>
</tbody></table><o:p> </o:p><br />
Bencana gempa tersebut juga mengakibatkan sebanyak 9.467 KK atau 33.962 jiwa harus tinggal di pengungsian, dan kerugian materil Rp. 335.960.000.000,-<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCzb25vkmI/AAAAAAAAABo/jQOUyltNXOY/s1600/Untitled-6.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/SrCzb25vkmI/AAAAAAAAABo/jQOUyltNXOY/s320/Untitled-6.jpg" /></a><br />
<br />
<meta content="text/html; charset=utf-8" http-equiv="Content-Type"></meta><meta content="Word.Document" name="ProgId"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Generator"></meta><meta content="Microsoft Word 11" name="Originator"></meta><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CLion%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C06%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><style>
<!--
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p
{mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
-->
</style> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sementara itu di Wilayah Kota Tasikmalaya, Wali Kota Tasikmalaya, H.Syarif Hidayat, menyatakan hasil akhir dari laporan pasca gempa bumi jumlah korban jiwa di Kota Tasikmalaya adalah sebanyak empat orang, diantaranya tiga orang akibat tertimpa material bangunan dan satu orang meninggal akibat penyakit jantung yang ketakutan merasakan guncangan gempa.<o:p></o:p><br />
DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-42652745663642064142009-09-01T23:18:00.003+07:002013-06-05T10:36:59.489+07:00Sosialisasi Internet Sehat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/Sp1HfBMN3rI/AAAAAAAAABA/bR1UGHnQ-2o/s1600-h/DSC02097.JPG" imageanchor="1" style="cssfloat: left; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" lk="true" src="http://1.bp.blogspot.com/_eaENOXnMZkk/Sp1HfBMN3rI/AAAAAAAAABA/bR1UGHnQ-2o/s320/DSC02097.JPG" /></a></div><div style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none;">Alhamdulillah, pada hari Minggu tanggal 30 Agustus 2009 lalu, DPD LDII Kabupaten Tasikmalaya bekerja sama dengan DPD LDII Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis telah mengadakan Sosialisasi Internet Sehat.</div><br />
Kegiatan ini diikuti oleh Generasi Muda LDII se-wilayah Tasik dan Ciamis. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah agar para generasi muda LDII dapat mengetahui dan memahami bahwa dibalik segala manfaat dunia internet jika menggunakannya dengan tanpa etika dan kesadaran beragama maka akan menjadi pelanggaran yang berakibat kerugian, tetapi lain halnya jika menggunakannya untuk kemaslahatan kehidupan dan memperkaya pengetahuan serta mempererat tali silaturrahim, itu tentu sangat baik dan disarankan. Oleh karena itu pada kegiatan tersebut ditekankan agar para generasi muda LDII dapat menggunakan internet secara sehat dan benar-benar untuk tujuan yang baik dan bermanfaat, tidak semata untuk menghabis-habiskan waktu belaka, apalagi untuk mengakses situs-situs yang tidak baik.<br />
<br />
Dalam kegiatan yang dipandu oleh Bapak Hasanurip,S.Kom selaku pemateri dan sekaligus sebagai Ketua DPD LDII Kota Tasikmalaya, juga diperkenalkan tahapan tata cara pembuatan E-mail hingga pada pembuatan Blog.DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-76484261146829117872009-08-29T19:22:00.000+07:002013-06-05T10:37:33.844+07:00KODE ETIK DAKWAH DI INTERNETDisampaikan pada<br />WORKSHOP Gerakan Internet Sehat & Pelatihan Citizen Journalism<br />Bandung, 11 – 13 Agustus 2009<br />Oleh : Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc.<br /><br />PENDAHULUAN<br />Apabila dua orang manusia bercakap-cakap maka ada semacam ruang tiga dimensi di antara keduanya. Saat percakapan itu terjadi di telepon dan keduanya tak saling bertatap muka makaruang yang tercipta tidak lagi tiga dimensi. Yang terjadi di internet adalah komunikasi antar banyak orang yang tersebar di berbagai tempat yang secara fisik tidak diketahui pasti lokasinya maka ruang itu pun semakin abstrak atau maya. Itulah sebabnya William Gibson,seorang penulis fiksi ilmiah, menyebut internet sebagai cyberspace atau dunia maya. Layaknya dunia nyata, dunia maya pun punya penghuni yaitu berbagai data dan informasi serta berbagai benda yang secara fisik tidak ada namun memiliki status dan identitas tertentu.<br />Namun penghuni dunia maya terus bertambah setiap saat dan tidak mengenal batas. Etika yang dikenal di sini pun adalah seakan “ethical zero” alias tiada etika. Orang bebas memilih, disini kebajikan dan kebatilan berjalan secara beriringan. Situs-situs keagamaan bertebaran berdampingan dengan situs-situs kemaksiatan (seperti pornografi).2 Bahkan dalam perkembangannya, internet tidak lagi hanya digunakan untuk mencari data atau informasi yang dibutuhkan, namun bisa juga digunakan sebagai sarana untuk menghancurkan kekuatan musuh.<br />Sementara itu kehadiran internet sudah tidak bisa dicegah lagi, karena telah menjadi suatu peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Bahkan sebagian ahli mengungkapkan bahwa internet sudah menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan di segala bidang, sehingga pada jaman maju ini, bilamana seseorang tidak bisa ber”internet” dan tidak menguasai bahasa Inggris bagaikan orang yang buta huruf. Hal inilah yang menempatkan internet bagaikan sebilah pisau yang sangat bermanfaat, sekaligus juga membahayakan si pemakai jika memakainya secara salah.<br />Timbullah sebuah pertanyaan, dijauhi ataukah dimanfaatkan? Mengingat internet hanyalah sebuah sarana/media, maka ketika pemikiran kita berangkat dari pemikiran yang positif, seyogjanya kita berlomba-lomba mengisi sebanyak-banyaknya “content” positif dalam sarana internet, sebagai perimbangan terhadap “content” negatif yang tidak mungkin dicegah lagi. “Content” positif inilah yang lebih spesifik dalam dunia Islam dikenal sebagai Dakwah.<br />Dengan demikian, makalah ini berangkat dengan pemahaman dasar Internet itu adalah sarana/medianya, sedangkan Dakwah adalah contentnya (muatannya).<br /><br />PEMAHAMAN DASAR<br />Dakwah pada hakikatnya adalah sebuah komunikasi antar beberapa orang bahkan banyak orang. Ukuran keberhasilan sebuah komunikasi yaitu apabila komunikasinya berjalan dengan menyenangkan bagi kedua belah pihak. Dengan dasar itu dakwah sebagai bagian dari komunikasi harus ber-etika agar dapat menyenangkan, menyejukan dan memberikan kenyamanan (Confortable).<br />Pengertian dasar dari istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:<br /><br />1. Dakwah<br />Mengajak orang lain untuk mengikuti apa yang diserukannya yaitu mengajak kepada peningkatan ibadah dan pengabdian pada sang khaliq (dalam arti luas). Dalam kamus bahasa Indonesia misalnya, kata dakwah diartikan antara lain propaganda yang mempunyai konotasi positif dan dan negatif. Sementara dakwah dalam istilah agama Islam konotasinya selalu tunggal dan positif.<br /><br />2. Etika<br />Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk atau ilmu tentang hak dan kewajiban moral. Sebagian juga memberikan pengertian sebagai “kebajikan praktis.” Internet sebagai sarana/media dan dakwah sebagai content (muatannya), masing-masing sebenarnya mempunyai etika/kode etik tersendiri. Ketika kedua digabung menjadi Dakwah pada internet, maka tentunya akan ada perbedaan etika dibandingkan dengan dakwah secara lesan yang langsung berhadapan dengan “audience”nya.<br />Akan tetapi karena fungsinya yang berbeda, maka pada makalah ini tetap dipisahkan antara etika berinternet dan etika dakwah dengan tetap pada tema dasarnya yaitu Etika Dakwah dalam Internet.<br /><br />ETIKA DAKWAH<br />Fasilitas internet yang seringkali digunakan sebagai sarana dakwah adalah chatting, mailing list atau e-mail, tele-conference (Net-meetting dll) dan penyaluran informasi melalui website. Banyak kelebihan yang bisa didapatkan jika dakwah dilakukan melalui media internet, terutama yang berbasis pada tulisan (mailing list atau e-mail dan penyaluran informasi melalui web-site). Diantaranya adalah;<br />• Lebih cepat (real time)<br />• Lebih luas sebarannya (Borderless)<br />• Dapat diakses tanpa batas (unlimited access), pada saat kapanpun dan kondisi bagaimanapun.<br />• Tidak pernah dimatikan (never turn-off)<br />• Lebih lama penyimpanannya<br />• Relatif murah<br />Sehingga internet merupakan media yang sangat potensial untuk digarap khusus sebagai media dakwah. Potensi ini bisa juga ditunjukkan dengan ilustrasi sebagai berikut; Kalau sebuah ceramah tatap muka biasa dihadiri oleh seribu, dua ribu atau yang cukup besar lima ribu pendengar maka dengan internet isi ceramah itu bisa dinikmati oleh ratusan ribu bahkan jutaan pembaca. Saat ini pun dakwah dalam bentuk rekaman suara sudah dapat dinikmati via internet.<br />Syaratnya harus bisa mengatasi keterbatasannya media internet dan memperhatikan etika penggunaan dan penyampaiannya, baik etika penggunaan medianya (internet) maupun etika dakwahnya.<br />Membahas masalah etika dakwah bukan masalah sepele atau singkat. Tapi ada semacam kesepakatan bahwa karena pembahasan ini pada dakwah Islam, maka semua acuan dikembalikan kepada teladan tunggal yang ditetapkan Allah dan RasulNya untuk dijadikan rujukan.<br />Berdasarkan itulah, ada beberapa prinsip yang harus dijadikan acuan etika dalam berdakwah;<br /><br />1. Memahami hakikat dakwah dan apa yang diajarkan dengan landasan ilmu yang benar.<br /><br />ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ * النحل ١٢٥<br />Dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hikmah dan mau-idhatil hasanah adalah ilmu sebelum berdakwah (dengan hikmah), berbelas kasih saat berdakwah (cara yang baik), dan bersikap arif setelah berdakwah (memberi pengertian dan argumentasi yang baik dan bukannya cacian).<br /><br />2. Berbekal diri dengan Ilmu<br />Dakwah yang benar mesti berawal dari ilmu. Berdakwah tanpa ilmu merupakan Dakwah diatas kejahilan/kebodohan. Dan dakwah diatas kebodohan lebih cenderung merusak daripada membangun. Ia akan sesat dan menyesatkan orang lain. Hal tersebut bertentangan dengan dakwahnya para rasul. Allah berfirman tentang dakwah rasul:<br /><br />قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ٭سورة يوسف ١٠٨<br />“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashirah (hujjah yang nyata); Maha Suci Allah; dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf : 108)<br /><br />3. Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahuinya<br />Karena ajaran Islam banyak mengandung hukum terkait halal & haram dsb, maka jika menyampaikan suatu hukum sementara ia tidak mengetahui hukum itu pastilah ia akan menyesatkan orang lain. Juga tidak boleh menjawab hanya didasarkan pada seleranya semata.<br /><br />4. Tidak memaksakan kehendak. Hal ini mengingat ketetapan Allah dalam banyak ayat Al-<br />Quran surat Yunus ayat 99,<br /><br />وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآَمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ ٭ سورة يونس ٩٩<br />“ dan jikalau Tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.”<br /><br />5. Gunakan bahasa yang mudah difahami dan tidak berbelit dan hindari singkatan kata yang tidak lazim yang bisa menimbulkan salah penafsiran.<br /><br />6. Jangan mempersulit masalah dan mengedepankan kemudahan. Hal ini ditetapkan Allah dalam firmannya di surah Al-Baqarah ayat 185,<br /><br />... يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ... الأية ٭ سورة البقرة ١٨٥<br />“.... Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran bagimu....”<br /><br />7. Harus konsisten antara ucapan dan perbuatan<br />Ada ancaman siksa jika ucapan tidak sesuai dengan prilakunya/perbuatannya, dalam surah Asshof ayat 3;<br />كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ ٭ سورة الصف ٣<br />“Besar siksanya jika kamu sekalian mengatakan pada sesuatu yang tidak kalian kerjakan”<br />Selain itu seseorang akan jatuh jika diketahui adanya ketidaksesuaian antara perbuatan dan ucapannya / seruannya.<br /><br />8. Tidak menyampur-adukkan masalah aqidah agama<br />Toleransi memang dianjurkan oleh Islam tetapi dalam batas-batas tertentu dan tidak menyangkut masalah agama atau aqidah.<br /><br />9. Tidak mencela orang lain atau tokoh lainnya.<br />Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak pada kebaikan bukan untuk menimbulkan permusuhan baru maupun provokasi. Apa yang disampaikan pada internet akan merupakan fakta yang bisa dibaca oleh siapapun termasuk orang yang dicelanya.<br /><br />10. Tidak mencaci maki atau mencerca<br /><br />وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ٭ سورة الأنعام ١٠٨<br />“Dan janganlah kamu mencaci-maki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka…”(Surat Al-An’am: 108)<br /><br />11. Tidak melakukan diskriminasi/merendahkan<br />Diskriminasi bisa menimbulkan antipati pada orang yang merasa diremehkan, sementara belum tentu mendapatkan simpati dari orang yang dimulyakan. Bahkan dicontohkan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat ‘Abasa ayat 1 s/d 11.<br /><br />12. Ikhlas dan tidak meminta imbalan duniawi<br />Orientasi pada imbalan duniawi justru akan merendahkan nilai-nilai luhur dakwah itu sendiri dan menurunkan kredibilitas da’inya, sehingga sulit untuk menumbuhkan ketaqwaan yang kuat pada orang lain. Sementara itu keikhlasan justru akan mendatangkan pertolongan dari Allah.<br /><br />13. Bersabar<br />Dalam ini bersabar pada dua hal; yaitu sabar untuk tidak tepancing emosinya dan sabar dalam hal waktu karena dakwah seringkali tidak cukup dilakukan sekali atau dua kali, tetapi bisa jadi harus dilakukan berkali-kali.<br /><br />14. Hindari sifat Ujub<br />Sifat ujub dengan banyak memuji diri sendiri akan membuat lengah diri sendiri dan menimbulkan antipati dari lawan komunikasinya. Tapi sampaikan segala sesuatu dengan proporsional.<br />Banyak referensi yang menerangkan tentang etika berdakwah secara umum, tetapi empat belas poin diatas hanyalah sebagian etika yang bisa disampaikan pada tulisan ini yang dikaitkan dengan keberadaan Internet sebagai sarana dakwah.<br /><br />ETIKA BERINTERNET<br />Walaupun sementara orang ada yang berpendapat bahwa di dunia maya/internet adalah “ethical zero”, tapi itu sebenarnya tidaklah sepenuhnya benar. Sesungguhnya tidak ada kebebasan mutlak di dunia ini. Sekalipun ini adalah dunia tanpa batas seperti internet. Namun seperti halnya interaksi dalam dunia nyata, begitu kita bersinggungan dengan orang lain maka sudah pasti ada aturan main, adab ataupun etika yang harus dipatuhi, apalagi ketika “content” yang diatasnya adalah tentang dakwah yang memuat nilai-nilai moral agama. Etika dalam<br />berinternet ini seringkali dikenal sebagai "netiket" atau nettiquette.<br />Netiket diperlukan karena sebagai sarana komunikasi, internet tetap juga mempunyai keterbatasan yang apabila tidak difahami justru akan menimbulkan hasil yang tidak diinginkan. Keterbatasan tersebut adalah;<br /><br />1. Tidak bertatap muka sehingga<br />• Kita tidak tahu kondisi emosi lawan interaktif,<br />• Kita tidak tahu karakter lawan interaktif,<br />• Kita bisa dengan tidak sengaja menyinggung perasaan seseorang.<br /><br />2. Tidak ada bahasa tubuh (mimik muka, penampilan, nada suara) yang dalam komunikasitatap muka seringkali mempermudah memahami keinginan lawan bicaranya.<br /><br />3. Penyampaian bahasa tulisan seringkali menimbulkan kerawanan terjadinya salah penafsiran/persepsi (misunderstanding).<br />Dengan demikian mengolah kalimat, tanpa keahlian berkomunikasi memungkinkan adanya hambatan menyampaikan isi pikiran ke dalam kata-kata. Memahami kelemahan-kelemahan tersebut, maka komunikasi/dakwah yang dilakukan melalui internet harus diupayakan meminimalkan terjadinya friksi dan supaya tidak mudah timbul salah persepsi, yaitu dengan memenuhi etika-etika sebagai berikut;<br /><br />1. Identitas anda harus jelas<br />Menyembunyikan identitas bisa diartikan sebagai menyembunyikan maksud-maksud terselubung dan mengesankan ketidakjujuran. Dalam konteks dakwah, mengingat dakwah seringkali tidak cukup dilakukan dengan sekali komunikasi, maka menyembunyikan identitas juga akan menghambat komunikasi lanjutan dengan lawan<br />bicaranya.<br /><br />2. Jagalah kehormatan diri anda di Internet sebagaimana anda menjaganya dalam kehidupan nyata. Jangan hanya karena anda merasa tidak dikenali lalu berlaku kasar atau tidak pantas.<br /><br />3. Ingatlah bahwa di Internet Anda berhubungan dengan manusia, bukan cuma komputer. Maka perlakukanlah lawan komunikasi anda sebagaimana layaknya manusia.<br /><br />4. Untuk sebuah komunikasi lanjutan dan terbatas, cobalah mengenali lawan komunikasi anda, mulai dari status sosial, umur dll, sehingga anda bisa menggunakan bahasa dan ungkapan pyang sesuai dengan kondisi lawan komunikasi anda.<br /><br />5. Hindari yang melanggar hokum<br />Hukum tidak hanya berlaku di dunia nyata, tapi juga berlaku di dunia maya, maka berlakulah wajar sebagaimana di dunia nyata.<br /><br />6. Hormatilah privasi orang lain dengan tidak menyebarkan data orang lain tanpa seijin dari pemiliknya.<br /><br />7. Manfaatkanlah group diskusi sesuai dengan kesepakatan terbentuknya group tersebut.<br />Jangan memanfaatkan untuk kepentingan lainnya apalagi bersifat pribadi seperti bisnis. Kepentingan pribadi haruslah dilewatkan jalur pribadi.<br /><br />8. Jangan Gunakan Huruf Kapital<br />Karena penggunaan karakter huruf bisa dianalogikan dengan suasana hati si penulis. Huruf kapital mencerminkan kemarahan atau berteriak. Walau begitu, ada kalanya huruf kapital dapat digunakan untuk memberi penegasan maksud. Tapi yang harus dicatat, gunakanlah penegasan maksud ini secukupnya saja, satu-dua kata dan jangan sampai seluruh kalimat/paragraf.<br /><br />9. Jangan melakukan spamming (berita berantai)<br />Spamming biasanya selalu terkait dengan motivasi ekonomi. Selain hal ini bisa memakan memori user pemakai dan menimbulkan ketidaknyamanan, juga akan mengaburkan misi dakwah.<br /><br />10. Jangan mengirimkan file yang mengandung virus (File bersih)<br /><br />11. Hindari mengirim gambar dan file-file lainnya berukuran besar secara berlebihan tanpa seijin dari lawan komunikasinya. Walaupun isinya bagus tapi jika mempersulit justru menjadi kontra produktif.<br /><br />12. Dalam hal komunikasi melalui email, manfaatkan BCC (Blind Carbon Copy) dan jangan semuanya dibuat CC (Carbon Copy). Karena tidak semua orang senang jika email addressnya disebarkan pada orang lain.<br /><br />13. Teliti ulang sebelum mengirimkan berita/email dan jangan hanya banyak mengutip Seringkali kali dalam membalas email, terutama dalam group mail list, kita tidak meneliti ulang dan tidak melakukan editing pada email yang di”reply” atau di”forward”. Sehingga kadang kelewat panjang dan isinya belum tentu sesuai dengan mail list yang bersangkutan. Apalagi tidak semua berita dalam internet adalah benar, maka perlu adanya kontrol ulang yang teliti.<br /><br />14. Ketika harus menyimpang dari topik, khusus pada komunikasi email, maka gunakanlah tanda misalnya [OOT] yang artinya Out Of Topic, sehingga orang lain tidak merasa terkecoh dengan email kita.<br /><br />15. Hampir setiap hari selalu ada yang baru dalam dunia internet dan setiap hari juga ada pendatang baru pada dunia internet, maka perlakukanlah lawan komunikasi anda dengan cara-cara yang simple terlebih dahulu sebelum anda yakin betul kemampuan mereka.<br />Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia menurut kadar<br />kecerdasan mereka.” (HR. Muslim)<br />Sebagaimana pada Etika Dakwah, banyak hal sebetulnya yang harus diperhatikan sebagai etika berinternet. Akan tetapi jika dikaitkan dengan kepentingan dakwah, lima belas poin di atas dapat dijadikan referensi untuk memanfaatkan dunia maya ini sebagai sarana berdakwah.<br /><br />PENUTUP<br />Materi etika dakwah dan etika berinternet sengaja ditulis pada bagian yang terpisah, hal ini dimaksudkan untuk lebih mudahnya difahami bahwa dakwah adalah “content”nya sedang internet adalah sarana atau medianya. Akan tetapi juga telah dipilih dan dipilah sedemikian rupa sehingga penggabungan keduanya merupakan etika dalam berdakwah di dunia maya/internet.<br />Semoga tulisan ini bermanfaat.DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7361862869139644988.post-83217186709716942492009-08-29T18:41:00.000+07:002013-06-05T10:37:33.847+07:00DPP LDII<p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;" align="center"><span style="font-size:100%;"><strong>SUSUNAN DEWAN PIMPINAN PUSAT</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;" align="center"><span style="font-size:100%;"><strong>LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA</strong></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;" align="center"><span style="font-size:100%;"><strong>TAHUN MASA BAKTI 2005 – 2010</strong></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;" align="center"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><span style="font-size:100%;"><br /></span> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong>I. DEWAN PENASEHAT</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ketua<strong> </strong>:<strong> </strong>Dr. H. Ahmad Suarno, M.M, Ph.D<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Wakil Ketua : KH. Kasmudi Asshidqy<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Wakil Ketua : Ir. Haji Kemal Mertohadidjojo, MBA, M.Sc.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Sekretaris : H. Ahmad Alfurqon Ngaino, S.H., M.M.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">1. Ir. H. Jusuf Harahap, M.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 2. KH. Abdul Syukur<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 3. H. Hasan Bisri<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 4. DR. H. Bambang Kusumanto, MA.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 5. H. Andi Amier Hamzah, S.SP<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 6. Drs. H. Bambang Sukamto, S.E, M.M.</span></p><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-weight: bold;font-family:arial;font-size:100%;" >II. </span><span style="font-size:100%;"><strong style="font-family: arial;">PENGURUS HARIAN</strong><br /></span> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ketua Umum : Prof. DR. Ir. K.H. Abdullah Syam, M.Sc.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ketua :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">1. Ir. H. Prasetyo Sunaryo, M.T.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 2. HR. Sunaryo Siswowardoyo, SH. MM<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 3. H.M. Soehartono Rijadi, MBA</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 4. H. Achmad Kuncoro, S.E., MBA<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 5. Ir. H. Zainal Asyikin Abbas</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 6. Ir. H. teddy Suratmadji, M. Sc<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 7. Ir. H. Rathoyo Rasdan, MBA<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 8. Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 9. DR. Ir. H. Shobar Wiganda, M.Sc<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 10. H. Ashar Budiman, SE<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Sekretariat Jendral : H. Muhammad Sirot, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Wakil Sekretariat Jendral :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">1. Drs. H. Iskandar Siregar, M.Si<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 2. Ir. H. Djoko Padmono, M.Si<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 3. Ir. H. Eddy Supriyadi<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 4. H. Supriyasto, S.H., M.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Bendahara : H. Moch. Sidik Waskito, B. Sc<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Wakil Bendahara :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">1. H. Ide Kusnadi, BA<br /></span></p> <p style="font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> 2. H. Dody taufiq Wijaya, Ak, M.Com</span></p><p style="font-family:arial;"> </p><p face="arial"><span style="font-size:100%;"><strong>III. DEPARTEMEN – DEPARTEMEN</strong></span></p><span style="font-size:100%;"><strong style="font-family: arial;">1. Departemen Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi</strong><br /></span><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong> Ketua : H. Muhammad Ied, S.E<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">H. Isrujito, S.H<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Kemal Pasya<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Agus Munjahid BA<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. Teteng Jumara, M.M<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Wira Supardi, S.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Paidjo<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Herlan Maulana Muhammad, S.Sos<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> 2. Departemen Hubungan antar Lembaga dan Hubungan Luar Negeri</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong> Ketua : A.A. Ngurah Bagus Samudra Aryawan, S.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">H. Tri Gunawan Hadi. S. Sos.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Sabaruddin Roestam, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Noerwahjudin , S.T.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Jamaluddin Mahmud, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Yapto Sendra, S. Sos.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Muhammad Farid AlJawi, S.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Semoga Jaya M.S. Bc. KU<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hj. Trisna Wardani, S.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Ponco Budiman S. Sos.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>3. Departemen komunikasi, Infomasi dan Media</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ketua : Rully Kuswahyudi, S.Sos<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">H. Djoko Haryono, S.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hj. Ida Royani<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ibnu Anwaruddin, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ludhy Cahyana, S.Sos<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Tuti, MBA<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. Untung Maulana<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Edy Irawan Setianto</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Pahala Sibuea, S.Kom.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>4. Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong> Ketua : Drs. KH. Thoyibun, S.H., M. Ag., M.M.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">KH. Aceng Karimulloh, B.E., S.E. </span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> KH. M. Daldiri Ariyanto, S.Ag.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> KH. A. R. Amirrudin, S.Ag.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> KH. M. Agus Salim, S.Ag.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. H. Mansur Prihabadi, S.Ag. MM.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. KH. Muhammad Irsyad Rossyidi<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> KH. Ubeyd Choiri<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. KH. Suprapto<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Anton Subekti<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. H. Buwono</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>5. DepartemenPendidikan Umum dan Penelitian</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ketua : DR. Ir. H. Rohim Pandey<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Drs. Bambang Purnomo, MBA, M.M.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. Sardji, M.Pd<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. Edwin Sumiroza<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. Edi Rachman, M.Kes.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. M. Nursution </span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Aswin Arbyansha Ratu Langie<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. H. Budiyono, M. Si.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>6. Departemen IPTEK, Lingkunan Hidup dan Kajian Strategis</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ketua : Prof. DR. Ir. H. Sudarsono, M.Sc.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">DR. H. Amir Musadad, M. ED.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. H. Basseng, M.ED.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Zulfi Hadi<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Ruli Bernaputra<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. Ahmad Fauzi Abdillah<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Budi Rahayu<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Joy Nugroho, M. Eng.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Hermanu Wijaya, M.S.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>7. Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong> Ketua : H. Rahmatullah, S.E., Ak., MBA<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Drs. H. Subiyanto, S.H., M.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. H. Bachrun Idris<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Iwan A. Wibowo<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. H. Trisulo, M.M, MBA<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Hasyim Nasution, S.E<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Andri Krisnanto, S.E, MSM<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Drs. H. Budi Priyadi, M.M.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>8. Departemen Pemuda, Olahraga dan Seni Budaya</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong> Ketua : Ir. H. Adityo Handoko, M.M<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Ir. H. Azhar Aryanto<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Dr. H. lutfi Hardiyanto<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Adi Dharma, B.A.E.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Medy Restu Wardhana Mukri</span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>9. Departemen Bantuan Hukum dan Hak Azasi Manusia</strong></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong>Ketua : H. Samsuri, S.H., M.M<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggoata :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">H. Didik Tondo Susilo, S.H., M.Si.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hari Murti Agung Purwanto, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> H. Turaji Mentorejo, S. Pd, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Wa Ode Nur Zainab, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Rioberto Sidauruk , S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hari Sumiarto, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Rusman Hidayat, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Iwan Setiawan Warganegara, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Rizon Alisyahbana, S.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong>10. Departemen Pemberdayaan Wanita dan Kesejahteraan Keluarga</strong><br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong>Ketua : Hj. Andi Datja Patoppoi, S.H., M.H.<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Anggota :<br /></span></p><p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Dra. Hj. Sri Tutini Sanuri KR<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hj. Nurul hidayah mulyono<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hj. Suzana Rudi Setiabudy<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. Hj. Sri Tresahati Ashar<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Ir. Hj. Titi Amantari<br /></span></p> <p style="margin-bottom: 0in;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"> Hj. Etty Sabariah Wuryanto</span></p>DPD LDII Kabupaten Tasikmalayahttp://www.blogger.com/profile/11361088119526866121noreply@blogger.com